#Waktuyangterbatas : ketika kesempatan
dan takdir enggan berjalan seiring
*
Wanita itu membuat aku merasa aneh , ini bukan
aku ! Yang tiba tiba menunggu dan berharap harap cemas pada setiap kesempatan
untuk berdua , dan hanya benar benar berdua, apalagi di tambah dengan perasaan
cemburu yang menggebu gebu terhadapnya , sebuah Perasaan yang dahulu tak
pernah aku rasakan pada wanita yang telah lebih awal merebut hatiku ; istriku.
Wanita yang satu ini sedikit lebih spesial , ia tak punya sifat
malu malu seperti wanita pada umumnya, ia periang , sedikit kekanak kanakan ,
dan nakal . Ya, nakal karena telah merebut ciuman rahasiaku. Dan aku
menyukainya dalam setiap hal, menjalani ikatan tersembunyi bersamanya membuatku
bahagia. Persetan pada pendapat orang lain, sebab ini yang aku mau.
" Ada yang bisa mecha bantu ? " Ucapnya ketika ia
memasuki ruanganku. Ya , basa basi. Aku tahu ia ingin bertemu denganku dan
bercerita lalu menghabiskan waktu bersama.
" Ada beberapa hal " jawabku , aku mempersilahkan ia
mengambil posisi dudukku , mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bisa untuk ku
selesaikan sendiri . Alasannya sederhana : agar aku dan dia punya waktu.
Sejauh ini ada Beberapa rekanku mengetahui hubungan kami, aku yang
mengizinkan mereka untuk tahu, sebab aku ingin mereka mengerti bahwa setiap hal
yang aku lakukan bersama mecha , tak ingin terusik dengan kehadiran mereka.
Begitupun teman yang mecha percaya, terserah, apa tanggapan mereka, mereka
punya hak untuk berpikir dan berpendapat sejauh itu tak perlu aku dengar dan
aku pusingkan, seperti layaknya yang Naomi lakukan , ia adalah rekan
kerja yang sangat akrab dengan mecha. Dia punya jalan pikir yang tak
pernah dapat aku tebak, terkadang aku yakin dia mengetahui sesuatu,
kelangsungan hubungan kami. Apakah akan punya akhir yang bahagia , atau tak akan
menjadi apa - apa , dia selalu mengatakan dia tahu, tapi bagiku itu bukan
urusannya. Sebab, dia tak pernah menjadi tuhan.aku yakin Tuhan tak pernah
membiarkan suatu ikatan terjalin untuk kemudian berakhir begitu saja, kecuali..
Tuhan punya rencananya sendiri.
**
Ada sentuhan sentuhan yang membuatku merasa nyaman dalam perlakuan
serta sikap kedewasaannya, dan mungkin inilah aku : wanita yang berulang kali
terperangkap dalam cinta yang salah dan dengan bodohnya menikmati permainan
demi permainan yang berlangsung. Terkadang aku ingin berhenti ; sebab aku tahu
apa akhir untuk kisah ini, ya, ketidakmungkinan yang tak akan pernah menjadi
mungkin. Dimana salahnya aku ? Aku hanya jatuh cinta dan menyayangi, bukankah
tuhan tidak pernah membatasi rasa ? Jika ingin menyalahkan , maka salahkan
waktu, sebab seharusnya ia mempertemukanku lebih dulu bersama dimas. Bukan
wanita itu !
Kepadaku , dimas selalu mencoba menyakinkan bahwa ia sedang
berjuang atas diriku. Sebuah perjuangan yang tak aku mengerti. Apa ? Bagaimana
? , mungkin akan mudah jika ia mengatakan itu saat aku dan dimas sama sama
sendiri, namun apa hak seorang wanita untuk mengambil alih seorang pria saat
pria itu justru tengah menyandang status suami dan seorang ayah dari putri
kecilnya. Omong kosong ! Semakin aku percaya , semakin aku meragu.
Aku tidak tahu bagaimana cara agar dia mengerti, bahwa diawal
kehadirannya menjadi sangat berarti untukku , dia menjadi pengganti pria yang
dulu pernah mengisi hatiku dan sekarang aku lepaskan ,Dimas menjadi tempat
dimana aku bisa mengadu, bersandar , dan berbagi kerisauan yang ada dihatiku.
Menurutku Dimas datang diwaktu yang tepat! Ia mengakui cinta dan rasa sayangnya
saat aku justru sedang sibuk sibuknya mencari hal itu. Dan Dimas sukses besar
dalam menempatkan aku pada posisi genting , menjadi wanita ditengah
tengah rumah tangga bahagianya. Hebat sekali !
Aku menatap pada sebuah handphone ditanganku, pemberiannya namun
aku dan Dimas lebih suka mengakui itu sebagai Upah atas kerja kerasku membantu
pekerjaannya. Aku senang , tentu saja ! Ia melakukan segala cara agar dapat
selalu berkomunikasi denganku kapanpun dan dimanapun. Tak terkecuali saat ia
sedang bersama kak Nazwa; istrinya. Hanya saja kami melakukan itu secara
sembunyi - sembunyi.
" Mecha ,, aku menyayangimu " isi pesan singkatnya yang
masih aku simpan dan kadang kala aku baca saat aku merindukannya saat ia tak
bersamaku. Tahukah dia ? Betapa terluka menjadi wanita yang dicintai namun
disembunyikan? , disetiap kesendirian.. Aku selalu ingin menangis menahan
cemburu, cemburu pada wanita yang jelas jelas disyahkan secara agama dan negara
untuk memiliki hak atas dirinya. Lalu , kapan itu menjadi hak ku ?
Kini, sudah lebih dua minggu aku berada disisinya, jujur Aku
berangsur angsur lelah pada hubungan seperti ini, aku mulai jenuh dan aku yakin
ia dapat melihat kejenuhanku, sikapku berubah, aku mendadak acuh tak acuh, cuek
dan menghilangkan segenap perhatian serta keinginan untuk bertemu, Tak jarang
kulihat ia pun begitu, menyerah : menyerah pada sikapku yang berubah-ubah dan
tak dapat ia terka. Namun satu yang sejauh ini masih tak terusik, yang selalu
ia curigakan, yaitu rasa cintaku padanya.
***
Sudah pukul sepuluh malam , setelah membuat keisya pulas dalam
mimpinya , akupun beranjak memasuki alam tidurku, ku baringkan tubuhku tepat
disamping suamiku yang telah lebih dahulu terlelap, dengan seksama ku
perhatikan garis garis diwajahnya yang mencerminkan betapa ia telah bekerja
keras hari ini, dan menatap wajah teduhnya selalu membuatku merasa tenang . Aku
mulai memejamkan mata, mengusir segala kepenatan akan urusan urusan rumah
tangga yang tak berkesudahan, sambil terbuai dalam angan , pikiranku mencari
jutaan mimpi yang ingin aku telusuri malam ini. Namun , ketika aku sepenuhnya
belum terlelap, ada sesuatu yg meminta pikiranku kembali terpusat kepada alam
nyata, ya.. Aku mengetahui suamiku telah terjaga kembali , entah karena apa.
Sudah beberapa hari ini aku menyadari bahwa ia berubah, berbeda,
menyembunyikan rahasia yang tak boleh aku tahu. Setiap malam ,
handphonenya selalu dipenuhi dengan pesan pesan yang membuat ia terjaga sampai
larut malam. Aku tahu , ada hal menyakitkan yang telah terjadi , hanya saja
sebisa mungkin aku selalu mencoba menutupi itu. Sebab aku berharap dapat
menjadi istri yang selalu membuat semuanya terlihat baik baik saja. Ya, sampai
saatnya tiba...
Namun jika nanti segala rahasia terbongkar, apakah ketidaksetiaan
pantas untuk dimaafkan ?
Saat dimana aku harus menerima kenyataan bahwa suamiku
justru menginginkan wanita lain menjadi istrinya. Lalu siapa yang pantas aku
salahkan ?, Apa yang salah dariku? apakah bersamaku tidak membuatnya bahagia ?
Apa lagi yang ia cari ? Semua pertanyaan itu menjejali seisi hatiku,
menyesakkan . Aku tidak tahu apakah airmata akan dapat mencerminkan betapa
terlukanya perasaanku saat ini. Haruskah aku berbagi ? Cinta dan kasih sayang
yang dulu ia janjikan hanya untukku, lantas : apakah pernikahan tidak
sertamerta membuat seseorang bertahan pada kesetiaan ?,
Aku masih mencari cari: kejujuran dari apa yang tak dapat aku
lihat, dibalik matanya , diruang ruang hatinya, karena sekarang suamiku
terkunci , dalam labirin gelap yang ia rangkai sendiri. Ia tak dapat keluar,
bahkan ia tak membutuhkan aku untuk dapat keluar, Dimas pikir ia dapat
menemukan jalan tanpa harus bersusah payah. Ia salah, Ia telah tejebak di jalan
buntu yang tak seorangpun dapat menyelamatkannya,,, dan sejauh ini aku masih
menunggu waktu yang tepat, untuk dapat melihat ia tersiksa oleh permainanya
sendiri hanya agar dia tahu hati siapa yang telah ia sia siakan . Ah, labirin
itu terlalu luas untuk dimas , aku dan wanita itu lalui....
Aku masih belum bisa berkata apa-apa
BalasHapus