Aku masih menatap
wajahmu yang lembut dan teduh itu , terus ku tatap , terus ku lihat kamu .
Namun saat matamu menangkap kelakuanku , aku akan berpura- pura menghitung
rintik – rintik hujan yang jatuh di luar sana . Kau dan Aku , atau yang lebih suka ku sebut “
Kita “ , duduk berdampingan dalam mini
bus yang sungguh menyesakkan . Maklum saja, mendekati tahun baru semua orang
sibuk mencari kesenangan untuk menghabiskan waktu yang tersisa , sama seperti
kita .
Pandanganku tersebar
pada sekeliling , ketika kita telah sampai pada tujuan yang hati kita tuju
. Aku menatapmu dan kelima pria di
sebelahmu , begitupun kau , sekilas memandangku dan wanita di sebelahku .
Mereka adalah sahabat sahabat kita yang kita sayangi , persahabatan yang
terjalin sekian lama bahkan ketika aku masih menjadi kakak keasmu , dan aku
masih menyebutmu “ Dik “ . Tapi sekarang ,
aku lebih senang memanggilmu dengan namamu tanpa embel – embel adik di
depannya . aku berharap kau juga melakukan hal yang sama , aku tidak ingin kau
panggil kakak meskipun aku lebih dulu terlahir kedunia dari pada kamu dan
berada satu tingkat kelas di atasmu , aku tidak ingin ada jarak , Apapun itu .
“ bisa jalan sendirian
?” kau melirik kearahku , tepatnya pada hight heelsku , aku mengerti maksud
pertanyaanmu , Apalagi ketika dihadapan kita terpampang escalator . Ugh ..
“ Bisa “ jawabku
mantap , aku memang sedikit bodoh , untuk apa menggunakan hight heels saat
berada di pusat perbelanjaan apalai dalam suasana seramai ini . mulutku memang
berkata mampu , tapi wajahku menunjukkan hal yang berbeda , saat sahabat
sahabat kita sudah berada di escalator , aku masih ragu – ragu melangkah ,
tentu saja jika terjatuh aku akan menjadi pertunjukan gratis badut tahun baru
2014. Aku menarik sweter putihmu , mencoba mencari keseimbangan di balik
langkahku yang ragu ragu , namun tanpa
menatapku , kamu mengucapkan kata – kata yang sampai sejauh ini tak bisa aku
lupakan .
“ Ngapain pegang
sweter, genggam tanganku saja , aku akan jagain dia , selalu “ aku terdiam , tanganmu benar – benar menggenggam erat
tanganku , di escalator bahkan sepanjang jalan saat hujan di bulan Desember
tahun ini. Semakin lama genggaman tangan mu semakin erat , kita melangkah
bagaikan pasangan yang menepis hujan menyambut januari , tidak perduli pada
tatapan orang lain terhadap kita , sahabat – sahabat kita juga mengerti ,
karena kita adalah sahabat , kita semua . Kau dan Aku .
Semakin kesini genggaman tanganmu berubah
menjadi perhatian , kedekatan kita sudah melebihi sahabat – sahabat yang lain .
kamu sering menggodaku dengan memanggilku “ Sayang “ , dan aku akan selalu
menaggapi kata – katamu itu dengan tatapan kosong nyaris tanpa ekspresi . Tidak
kah kau tahu , saat itu kau sedang melakukan kesalahan yang seharusnya ku sadari dari awal .
Desember
Hujan Turun
Aku jatuh cinta ,
Pada Sahabatku sendiri .
Bahkan saat aku
menyadari perasaan ini , aku telah jauh mengerti bahwa sampai kapanpun kemesraan
kita hanya akan sebatas antara adik dan Kakak . tidak akan lebih . terlebih
ketika aku mengetahui bahawa sudah ada seseorang dihatimu .
“ Dia gadis yang baik
, Aku menyukainya “ ucapku ketika suatu ketika kau berkata jujur tentang
keberadaan pacarmu yang selama ini kau tutup tutupi dariku .
“ kapan – kapan aku
ajak bareng kita – kita ya ?” pintamu lugu .
“ Bareng PPF ?”
Tanyaku memastikan , PPF adalah nama yang sering kita gunakan untuk mengenalkan
persahabatan kami pada semua orang , Pada dunia .
“ Emm.. “kau
mengangguk , aku tersenyum simpul “ tapi nggak janji ya , soalnya kalau aku
bawa pacarku ntar dia jalannya bareng siapa ? , aku kan nggak tega ninggalin
sayangku yang imut ini ..” Kamu mencubit manja pipiku , lagi – lagi aku hanya
bisa tersenyum , aku tidak tahu apakah sebagai wanita aku terlalu cepat
memendam rasa , atau kau yang diam – diam dan tak henti – henti memberiku
harapan palsu . karena sebagai sahabatmu , aku mengerti kau seperti apa , Pria
yang baik , lugu , Penuh pesona , dan
Penebar Harapan . aku hanya tidak
menyangka aku juga akan terjerat.
Namun aku salah,
kenyataan yang sebenarnya lebih tajam dari perasaan yang kini menggeliat di
relung hati , tentang Fakta bahwa pria dan wanita tidak bisa benar – benar
menjalin persahabatan . Untuk sedetik , aku mengira kata – kata itu omong
kosong . Tapi , Itulah yang terjadi . aku mulai sering cemburu padamu , aku benci
melihatmu memperlakukan teman – temanmu, teman – teman wanita mu dengan begitu baik , aku tak suka melihat
kedekatanmu dengan wanita selain aku ,Aku cemburu , Aku terluka , Aku tak tahu harus
apa ?
Desember , hujan tak
kunjung reda, perasaan yang dingin mengubah rintik – rintik hujan menjadi
kristal , tak kusangka kilat menyambar relung hatiku , Mematahkan ranting –
ranting rindu dan menggugurkan daun – daun harapan yang kau ikat pada setiap
cabang pohon cemara . Tapi kini rinai rinai hujan mengguyur segala harapan dan
kau membuat aku kecewa , terlalu dalam .
Aku mulai bertanya tanya kenapa kau terlalu sering
menyembunyikan banyak hal dariku , bahkan saat aku mempercayakan segala rahasiaku
terhadapmu . Ku pikir , itu memang dirimu , Penuh dengan rahasia yang tak boleh
orang lain coba ketahui, bahkan sahabat – sahabatmu dan juga aku . tapi aku salah , teramat salah , berkali –
kali salah , hal yang begitu kau sembunyikan dariku dapat kau ceriktakan pada
orang lain dengan mudahnya . Lalu apa gunanya aku ? orang yang kau juluki
sahabat , tapi sejauh ii tak punya arti apa – apa dimatamu , apakah bagimu aku
terlalu buruk untuk bisa kau berikan kepercayaan ? , mungkin bagimu itu hal
yang biasa, kau pikir aku tidak akan mempermasalahkan hal bodoh itu , tapi
sayangnya , hal bodph itu lah yang membuat aku terluka .
Mungkin persahabatan
kita dan perasaan cintaku merupakan permainan yang telah kau atur dari awal ,
benar atau salah sejauh ini aku hanya menjadi kakak kelasmu yang tak benar –
benar mengerti tentang kamu , setidakn ya kakak yang membiarkan adiknya
mendapatkan semua yang dia mau , bahkan memanfaatkan segala yang ada pada
dirinya , sejauh yang dia inginkan .
Dan kini, aku hanya
bisa membiarkan kisah ini mengalir ke manapun ia hendaki , sebanyak apapun kau
memberikan aku harapan , dengan setumpuk pengertianmu , seikat perhatianmu ,
sebungkus rasa sayang , apapun yang kau tawarkan , Tapi cerita kita hanya akan
menjadi titik – titik pasir yang bertabur dan terinjak injak jauh .
Meskipun begitu , Aku
akan tetap bahagia ketika hujan di bulan Desember , saat jari jemari kita
tergenggam , erat dan menyatu .
Untuk kamu pria yang
selalu kusebut PHP
Selalu ku Panggil
Oppa
Dan selalu ku jemput
dengan cinta di pagi harinya