Sabtu, 29 Maret 2014

Jatuh dan Terinjak


Sudah dua bulan sejak berita perjodohanku tersebar , tentu saja sahabat – sahabatku takkan pecaya mendengar berita yang cukup menggemparkan ini , terlebih ketika mereka mengertahui bahwa aku sendiri yang meminta perjodohan ini terjadi . di awal – awal aku sangat menyesal karena terlalu dini mengambil keputusan , menerima dia , sebagai pria yang di jodohkan denganku . umur kami yang terpaut sembilan tahun membuat aku merasa seperti bayi yang di permainkan oleh anak SD. Seperti burung dalam sangkar . Terkekang . tapi aku sudah terlanjur menerima dan meminta perjodohan ini , lagi pula dia sudah mapan ,dan mau menerimaku apa adanya , termasuk dengan penyakit yang saat ini aku derita. Penyakit yang namanya perc is seperti zodiak milikku .

“ kamu ini aneh Ryn , kamu itu masih muda baru juga delapan belas tahun , tapi jalan pikiran kamu itu , aku nggak ngerti dech ! “ ucap salah seorang sahabatku ketika kami sedang berkumpul bersama di suatu tempat yang sering kami sebut markas .
“ Kenapa sich ?” aku hanya menanggapi dengan jutek .
“ ech masih tanya kenapa !” sahabatku memukul pundakku “ Batalkan perjodohan itu , aku nggak setuju , apa kamu nggak mau hidup dengan orang yang benar -  benar menjadi pilihan hati kamu “.
Aku tertunduk , siapa sih yang tidak mau hidup dengan seseorang yang menjadi pilihan hatinya, aku juga ingin , tapi masalahnya sekarang ada alasan yang tak pernah bisa aku ungkapkan kepada siapoapun . Alasan klise yang bagiku cukup untuk mengambil keputusan meminta perjodohan ini terjadi , aku tidak bisa jatuh cinta. Tidak lagi bisa  

Dulu .. memang pernah ada seseorang yang aku cintai , sangat , bahkan terlalu kucintai . hingga detik ini sosoknya masih menetap di hatiku nyaris tak bergeser sedikitpun . aku juga tak pernah mengusirnya dari hatiku , bahkan ketika aku tahu , dia sudah memiliki dan dimiliki seseroang . tapi , rasaku masih sama , tak berubah , bahkan tak sedikitpun tercabik atau tergores . aku terlupa untuk membuka kunci hatiku agar ia bisa di masuki hati yang lain .
“ iya “ aku menjawab panggilan telepon yang sebenarnya tak ingin aku gubris .
“ kamu dimana ? “ pria diseberang telpon bertanya keras. Aku benci.
“ lagi kumpul bareng teman teman nih ... “
“ Pulang sekarang !!” Pria itu membentak , telingaku sakit mendengar suaranya yang terlalu ngebas itu .
“ kamu ini siapa mengatur-ngatur aku terus ! “
“ aku calon suami mu ! “ kata – kata itu terucap dengan jelas , aku benci , sangat tak suka
“ masih calonkan ? , belum benar benar jadi suamiku ?” pria itu diam .
“ jika kamu masih ingin perjodohan kita berlangsung , berhentilah mengekangku ! “ Tegasku .
“ aku hanya .... “ aku memotong ucapannya dengan cepat , aku tak suka mendengar apapun dari pria ini .
“ berusahalah mencintai aku sebagaimana aku , karena aku juga akan mencintai kamu sebagaimana kamu “  aku memutuskan panggilan telepon itu , namun sayup sayup m,asih juga aku dengar kata kata terakhir yang ia ucapkan sebelum panggilan terputus .
“ aku hanya khawatir dia sakit “
Kata – kata yang begitu manis , untuk wanita munafik seperti ku .

***
“ lekas sembuh ya Ryn ... biar kita bisa jalan bareng bareng lagi “
Aku hanya membalas kata kata itu dengan senyum tipis , sahabat sahabat ku menghilangkan jejak dan aroma tubuh mereka dari sini , mereka pergi mengurusi urusan mereka , urursan semua orang hidup , sementara aku Cuma bisa menyenderkan lamunanku dalam jejak jejak waktu yang mencair , menjadi keinginan dan harapan yang memudar , aku lelah pada cerita kehidupan yang tak kunjung usai ini .
“ Apel ? “ Pria itu menyodorkan apel segar padaku , aku menggeleng .
“ jeruk ?” , Pria itu kembali bertanya , dan lagi – lagi aku menggeleng .
“ ingin makan sesuatu ? “ , Aku memandang tajam pada pria yang malah menebarkan senyum kepadaku .
 Tidak ingin sembuh dan bermain main menghabiskan waktu dengan sahabat – sahabat mu itu ?” aku hanya diam . “ kalau kondisimu tak kunjung membaik , kau akan terus di rumah sakit ini dan melihatku setiap hari “ . Pria itu lagi lagi tersenyum  “ Sudahlah aku tahu kamu tak suka aku , tapi jangan menghukum dirimu seperti ini “ .
Aku menatapnya tajam .
“ Kenapa kamu menerima perjodohan ini ?” akhirnya aku membuka suaraku , setelah sekian waktu aku hanya diam .
“ aku tak bisa jujur soal itu ! “ wajah dan perkataan mu tampak penuh beban .
“ kenapa ?” 
“ mungkin alasan yang sama , mengapa kau meminta perjodohan ini , Kenapa ?” Pria itu balas bertanya , wajahnya begitu dekat dengan wajahku .
“ Aku tak bisa jujur soal itu , “ aku mengulang kata – kata yang dia ucapkan dengan jelas , bahkan dengan ekspresi yang sama , Pria itu tertawa ringan . Begitu juga aku . Ia tak seburuk yang aku pikirkan .
“ Karena kejujuran bkan untuk menyakiti “ . Kalimat terakhir yang pria itu ucapkan membuat aku terdiam , aku mulai menyukai pria ini ,setidaknya aku dan dia sama sama menyimpan dusta dalam hubungan yang telah kami bina . lebih salutnya , kami tak pernah benar benar mencoba untuk saling terbuka . tampaknya rahasia itu hanya akan menjadi milik kami masing – masing .
“ Jeruk ?” Pria itu menyodorkan jeruk segar yang telah ia kupas padaku .
“ Apel ! “ jawabku mantap .
“ mau sembh buat sahabat – sahabatmu ? “
Aku menggeleng .
“ Aku ingin sembuh , untuk melihat bagaimana hubungan kita ini berjalan ..”
Aku mendekatkan wajahku padanya , begitu dekat , teramat dekat , mata indah kita beradu , sepertinya kita sudah mulai menyukai permainan ini .

****
Kamu mencium keningku hangat . saat kita merayakan satu tahun pertunangan kita , aku menggenggam erat tanganmu mencoba menunjukkan betapa mesranya hubungan kita di hadapan semua tamu undangan yang datang , terlebih pada sahabat – sahabat ku dan rekan rekan kantormu  dan juga keluarga kita .

“ cepat Matikan Handphone mu !! “ kamu membentak tajam di telingaku , itu  memang sifatmu ,  mengatur , memerintah , mendapatkan yang  kamu mau . dan Kamu pikir Aku suka dengan caramu itu . tidak .
“ Kalau terus seperti ini semua wanita juga akan meninggalkanmu , sama seprti dulu .. “ Kau memandangku tajam , aku nyengir nyengir jambu padamu , sambil menunjukkan handphone di telingaku , menandakan bahwa kata kata menyakitkan itu aku tujukan pada orang di seberang telephone .
Kau hanya tersenyum tipis , dan Merangkulku dari belakang .
“ Nggak enak dong sayang dilihat tamu , inikan acara kita “ Kini dengan lembut kamu kembali membujukku untuk mematikan telpon itu .
“ iya ...” Ucapku sambil memasukkan handphone yang sama sekali tak menyala itu ke Tas Kecil ku .  “ Maaf sayang ... “ Aku membalas pelukanmu , dengan begitu lembut , teramat hangat dan Menusuk . Kata kata sayang yang kita ucapkan  seperti biasanya , semuanya hanyalah dusta dan kebohongan .  tetaplah mengira aku gadis polos yang tidak pernah mengetahui alasan kamu menerima perhodohan ini , cinta ? itu omong kosong . Kamu hanya pria dengan seribu luka dan rasa sakit, sifat keras dan egoismu tak akan pernah bisa tertutupi dengan segudang perhatian yang kau berikan  padaku .  Karena diam diam aku mencari tahu semua hal tentangmu , segalanya . kamu pernah di lukai seorang wanita dan sekarang kamu ingin melakukan hal yang sama . Melukaiku .

Tapi Maaf saja , Perjodohan ini aku yang memulai , begitu juga dengan permainan yang kita rancang serapih mungkin . Namun sayangnya kamu tertipu dengan permainanmu sendiri .  saat kamu pikir aku sudah terlalu mencintaimu , saat kau merasa aku  begitu takut kehilanganmu , saat kamu mengira kamu adalah satu satunya cinta dalam hidupku . Saat itu aku akan membeberkan rahasiaku , bahwa bagiku kamu bukanlah apa – apa .

Karena sekarang aku bukanlah bayi kecil yang di permainkan oleh anak SD , Juga bukan burung dalam Sangkar yang terkurung dan terkekang . Jika Nasib cukup tega menjadikanku pencundang yang tidak bisa menikmati hidup dan tak pantas memiliki orang yang aku cintai, maka nasib juga harus cukup kuat untuk menerima kenyataan bahwa sang pencundang ini akan menjadi pemenang dalam  permainan yang ia ciptakan , setidaknya ... hanya mereka yang berani bermain didalamnya yang akan terluka .