Sudah dua bulan sejak
berita perjodohanku tersebar , tentu saja sahabat – sahabatku takkan pecaya
mendengar berita yang cukup menggemparkan ini , terlebih ketika mereka
mengertahui bahwa aku sendiri yang meminta perjodohan ini terjadi . di awal –
awal aku sangat menyesal karena terlalu dini mengambil keputusan , menerima dia
, sebagai pria yang di jodohkan denganku . umur kami yang terpaut sembilan
tahun membuat aku merasa seperti bayi yang di permainkan oleh anak SD. Seperti
burung dalam sangkar . Terkekang . tapi aku sudah terlanjur menerima dan
meminta perjodohan ini , lagi pula dia sudah mapan ,dan mau menerimaku apa
adanya , termasuk dengan penyakit yang saat ini aku derita. Penyakit yang
namanya perc is seperti zodiak milikku .
“ kamu ini aneh Ryn ,
kamu itu masih muda baru juga delapan belas tahun , tapi jalan pikiran kamu itu
, aku nggak ngerti dech ! “ ucap salah seorang sahabatku ketika kami sedang
berkumpul bersama di suatu tempat yang sering kami sebut markas .
“ Kenapa sich ?” aku
hanya menanggapi dengan jutek .
“ ech masih tanya
kenapa !” sahabatku memukul pundakku “ Batalkan perjodohan itu , aku nggak
setuju , apa kamu nggak mau hidup dengan orang yang benar - benar menjadi pilihan hati kamu “.
Aku tertunduk , siapa
sih yang tidak mau hidup dengan seseorang yang menjadi pilihan hatinya, aku
juga ingin , tapi masalahnya sekarang ada alasan yang tak pernah bisa aku
ungkapkan kepada siapoapun . Alasan klise yang bagiku cukup untuk mengambil
keputusan meminta perjodohan ini terjadi , aku tidak bisa jatuh cinta. Tidak
lagi bisa
Dulu .. memang pernah
ada seseorang yang aku cintai , sangat , bahkan terlalu kucintai . hingga detik
ini sosoknya masih menetap di hatiku nyaris tak bergeser sedikitpun . aku juga
tak pernah mengusirnya dari hatiku , bahkan ketika aku tahu , dia sudah
memiliki dan dimiliki seseroang . tapi , rasaku masih sama , tak berubah ,
bahkan tak sedikitpun tercabik atau tergores . aku terlupa untuk membuka kunci
hatiku agar ia bisa di masuki hati yang lain .
“ iya “ aku menjawab
panggilan telepon yang sebenarnya tak ingin aku gubris .
“ kamu dimana ? “
pria diseberang telpon bertanya keras. Aku benci.
“ lagi kumpul bareng
teman teman nih ... “
“ Pulang sekarang !!”
Pria itu membentak , telingaku sakit mendengar suaranya yang terlalu ngebas itu
.
“ kamu ini siapa
mengatur-ngatur aku terus ! “
“ aku calon suami mu
! “ kata – kata itu terucap dengan jelas , aku benci , sangat tak suka
“ masih calonkan ? ,
belum benar benar jadi suamiku ?” pria itu diam .
“ jika kamu masih
ingin perjodohan kita berlangsung , berhentilah mengekangku ! “ Tegasku .
“ aku hanya .... “
aku memotong ucapannya dengan cepat , aku tak suka mendengar apapun dari pria
ini .
“ berusahalah
mencintai aku sebagaimana aku , karena aku juga akan mencintai kamu sebagaimana
kamu “ aku memutuskan panggilan telepon
itu , namun sayup sayup m,asih juga aku dengar kata kata terakhir yang ia
ucapkan sebelum panggilan terputus .
“ aku hanya khawatir
dia sakit “
Kata – kata yang
begitu manis , untuk wanita munafik seperti ku .
***
“ lekas sembuh ya Ryn
... biar kita bisa jalan bareng bareng lagi “
Aku hanya membalas
kata kata itu dengan senyum tipis , sahabat sahabat ku menghilangkan jejak dan
aroma tubuh mereka dari sini , mereka pergi mengurusi urusan mereka , urursan semua
orang hidup , sementara aku Cuma bisa menyenderkan lamunanku dalam jejak jejak
waktu yang mencair , menjadi keinginan dan harapan yang memudar , aku lelah
pada cerita kehidupan yang tak kunjung usai ini .
“ Apel ? “ Pria itu
menyodorkan apel segar padaku , aku menggeleng .
“ jeruk ?” , Pria itu
kembali bertanya , dan lagi – lagi aku menggeleng .
“ ingin makan sesuatu
? “ , Aku memandang tajam pada pria yang malah menebarkan senyum kepadaku .
“ Tidak ingin sembuh dan bermain main
menghabiskan waktu dengan sahabat – sahabat mu itu ?” aku hanya diam . “ kalau
kondisimu tak kunjung membaik , kau akan terus di rumah sakit ini dan melihatku
setiap hari “ . Pria itu lagi lagi tersenyum
“ Sudahlah aku tahu kamu tak suka aku , tapi jangan menghukum dirimu
seperti ini “ .
Aku menatapnya tajam
.
“ Kenapa kamu
menerima perjodohan ini ?” akhirnya aku membuka suaraku , setelah sekian waktu
aku hanya diam .
“ aku tak bisa jujur
soal itu ! “ wajah dan perkataan mu tampak penuh beban .
“ kenapa ?”
“ mungkin alasan yang
sama , mengapa kau meminta perjodohan ini , Kenapa ?” Pria itu balas bertanya ,
wajahnya begitu dekat dengan wajahku .
“ Aku tak bisa jujur
soal itu , “ aku mengulang kata – kata yang dia ucapkan dengan jelas , bahkan
dengan ekspresi yang sama , Pria itu tertawa ringan . Begitu juga aku . Ia tak
seburuk yang aku pikirkan .
“ Karena kejujuran
bkan untuk menyakiti “ . Kalimat terakhir yang pria itu ucapkan membuat aku
terdiam , aku mulai menyukai pria ini ,setidaknya aku dan dia sama sama
menyimpan dusta dalam hubungan yang telah kami bina . lebih salutnya , kami tak
pernah benar benar mencoba untuk saling terbuka . tampaknya rahasia itu hanya
akan menjadi milik kami masing – masing .
“ Jeruk ?” Pria itu
menyodorkan jeruk segar yang telah ia kupas padaku .
“ Apel ! “ jawabku
mantap .
“ mau sembh buat
sahabat – sahabatmu ? “
Aku menggeleng .
“ Aku ingin sembuh ,
untuk melihat bagaimana hubungan kita ini berjalan ..”
Aku mendekatkan
wajahku padanya , begitu dekat , teramat dekat , mata indah kita beradu ,
sepertinya kita sudah mulai menyukai permainan ini .
****
Kamu mencium keningku
hangat . saat kita merayakan satu tahun pertunangan kita , aku menggenggam erat
tanganmu mencoba menunjukkan betapa mesranya hubungan kita di hadapan semua
tamu undangan yang datang , terlebih pada sahabat – sahabat ku dan rekan rekan
kantormu dan juga keluarga kita .
“ cepat Matikan
Handphone mu !! “ kamu membentak tajam di telingaku , itu memang sifatmu , mengatur , memerintah , mendapatkan yang kamu mau . dan Kamu pikir Aku suka dengan
caramu itu . tidak .
“ Kalau terus seperti
ini semua wanita juga akan meninggalkanmu , sama seprti dulu .. “ Kau
memandangku tajam , aku nyengir nyengir jambu padamu , sambil menunjukkan
handphone di telingaku , menandakan bahwa kata kata menyakitkan itu aku tujukan
pada orang di seberang telephone .
Kau hanya tersenyum
tipis , dan Merangkulku dari belakang .
“ Nggak enak dong
sayang dilihat tamu , inikan acara kita “ Kini dengan lembut kamu kembali
membujukku untuk mematikan telpon itu .
“ iya ...” Ucapku
sambil memasukkan handphone yang sama sekali tak menyala itu ke Tas Kecil ku
. “ Maaf sayang ... “ Aku membalas
pelukanmu , dengan begitu lembut , teramat hangat dan Menusuk . Kata kata
sayang yang kita ucapkan seperti
biasanya , semuanya hanyalah dusta dan kebohongan . tetaplah mengira aku gadis polos yang tidak
pernah mengetahui alasan kamu menerima perhodohan ini , cinta ? itu omong
kosong . Kamu hanya pria dengan seribu luka dan rasa sakit, sifat keras dan
egoismu tak akan pernah bisa tertutupi dengan segudang perhatian yang kau
berikan padaku . Karena diam diam aku mencari tahu semua hal
tentangmu , segalanya . kamu pernah di lukai seorang wanita dan sekarang kamu
ingin melakukan hal yang sama . Melukaiku .
Tapi Maaf saja ,
Perjodohan ini aku yang memulai , begitu juga dengan permainan yang kita
rancang serapih mungkin . Namun sayangnya kamu tertipu dengan permainanmu
sendiri . saat kamu pikir aku sudah
terlalu mencintaimu , saat kau merasa aku
begitu takut kehilanganmu , saat kamu mengira kamu adalah satu satunya
cinta dalam hidupku . Saat itu aku akan membeberkan rahasiaku , bahwa bagiku
kamu bukanlah apa – apa .
Karena sekarang aku
bukanlah bayi kecil yang di permainkan oleh anak SD , Juga bukan burung dalam
Sangkar yang terkurung dan terkekang . Jika Nasib cukup tega menjadikanku
pencundang yang tidak bisa menikmati hidup dan tak pantas memiliki orang yang
aku cintai, maka nasib juga harus cukup kuat untuk menerima kenyataan bahwa
sang pencundang ini akan menjadi pemenang dalam
permainan yang ia ciptakan , setidaknya ... hanya mereka yang berani
bermain didalamnya yang akan terluka .