Minggu, 31 Mei 2015

Saat Badai Kemarin


Satu bulan yang lalu badai baru saja melanda, masih dapat terlihat genangan air disepanjang tanah tanah basah yang berkubang,bahkan dedaunan yang berguguran diterpa angin kala itu belum benar benar hilang dari aspal jalan hingga detik ini.

Namun diujung jalan berliku sore kemarin , Pria itu berdiri disana : dengan kemeja hitam yang membalut tubuhnya dan dikaruniai  suara emasnya, ia mengalunkan syair syair dengan petikan petikan gitar yang menyentuh hingga ke sanubari. Dan dari kejauhan , seorang wanita memandang takjub penuh kekaguman, ada getaran getaran dihatinya yang berpacu cepat tanpa jeda namun tak dapat ia  jelaskan apa. Tapi, yang terjadi mungkin saja ia sedang jatuh cinta. Barangkali Pada Gemuruh dalam badai yang baru saja berlalu.
***

Nayna membuka sebuah catatan balok balok angka, ia meletakkan nya tepat diatas sebuah tuts tuts piano Tua yang tergeletak membisu.  Dibalik kacamata besar yang membingkai wajahnya , mata kecilnya menatap tajam pada lirik  yang tertulis di catatan tersebut. Ada sebuah lagu , sebuah syair , nada dan irama yang ingin Ia alunkan. Tentang sebuah bercak luka yang masih menggenang dihatinya,sebuah luka yang bersemi sesaat  tak lama setelah badai berhenti.

Perlahan , tangan mungil Nayna  menjentikan satu demi satu nada, sebuah melodi mengalun. Bersamaan itu  Ada bulir bulir bening yang tanpa terasa membebani kelopak matanya yang mulai tak terbendung dan kemudian tumpah ...

" Kheeh , Bodoh !" Nayna bergumam , ia menyeka air matanya . " Kenapa aku yang terus menerus bertahan ? Kenapa aku ? " Pekik hatinya. Nayna tersenyum.

" Ya, karena kemarin, waktu itu, dan saat ini aku masih menjadi si idiot yang mencintaimu , Raiva " Bisiknya. Nayna meerawang kenangan kemarin , sebuah catatan tentang Raiva, pria yang beberapa detik lalu membuatnya meneteskan air mata. Pria yang Nayna harap dapat ia lenyapkan sejak lima hari yang lalu, saat kata putus itu terucap berulang kali dari bibir yang tak ia sangka sangka. Ya, sebuah Kata Putus yang di cetuskan  untuk kesekian kalinya oleh Raiva terhadapnya.

Nayna melangkah meninggalkan pianonya, ia berjalan menuju jendela , menatap mendung diluar sana. Sepintas ada ingatan yang melesat di pikirannya,tentang sosok baru. Seorang Pria yang suatu ketika beruntung ia lihat, pria mungil bersuara emas dan..... Mungkin akan dapat ia sukai.  Walaupun Mungkin tidak secepat beberapa bulan yang lalu saat ia jatuh cinta pada Reiva, namun setidaknya ia punya kesempatan untuk menghilangkan luka dari kenangan lama bersama sosok yang telah meninggalkannya , meskipun tidak menutup kemungkinan akan terjadi luka baru  karena kenangan oleh hati yang baru kembali. Sebab Nayna ingin melupakan , dan salah satu caranya adalah menemukan pengganti Raiva  yang jauh lebih baik.

Nayna tersenyum , dengan semangat yang dibuat buat ia merogoh handphone genggam disaku celananya , mengetik sebuah pesan dengan cepat. Lalu menunggu balasan dengan hati penuh harap. Dan ketika handphone berdering kembali , Nayna membaca pesan singkat itu dengan senyum mengembang. Ada sebuah nama yang tertera dalam pesan tersebut, nama yang membuat Nayna sedikit kehilangan luka,  dan Nama itu bukanlah Raiva melainkan Darma. Pria yang sempat tertangkap oleh matanya  di dipenghujung badai . Si pemilik suara emas. Nayna mengepalkan semangat..

" Baiklah, Aku akan belajar mencintai lagi.. " Ucap hatinya.

***

Gitar tua itu  mengeluarkan bunyi yang nyaring , petikan jemari lihai yang menyentuh senar senar tuanya membuat gitar itu terkesan muda kembali. Pria kecil berwajah melankolis dengan suara emas Itu tersenyum manis pada wanita yang menghampirinya malu malu: Nayna.

Ada tatapan yang dalam dari kedua pasang mata, sebuah tatapan menusuk yang menjadikan hati sebagai sasarannya. Dari pacaran kedua pasang mata , bisa dipastikan ada keinginan yang tersembunyi, sebuah keinginan yang jelas jelas akan mereka jadikan kenyataan, sebuah harapan untuk saling mengenal lebih dalam dan lebih dekat, sebuah rasa untuk bisa saling berbagi atau jika memungkinkan , sebuah hasrat untuk saling memiliki.

Ada luka yang ingin Nayna sembuhkan , dan ternyata begitu juga yang Darma harapkan. Mereka : kedua hati yang beberapa masa lalu berada dalam kegelapan. Yang terjebak dan terselubung dalam cinta yang salah. Mereka ingin bangkit, melepaskan dan melupakan , lalu merasakan bahagia dengan sederhana .

Berberapa menit yang berlalu , menjadi menit menit menyenangkan yang  perlahan berubah menjadi hari hari indah. Nayna mengakui itu, tanpa ia sadari ia mulai menyukai Dharma. Pria itu memiliki kedewasaan yang teramat ia butuhkan, kedewasaan seorang pria yang dapat membimbingnya , mengarahkannya dan menuntunnya kejalan yang mungkin baik untuknya. Dan Harus kembali ia akui : keisengan yang ia mulai kini tak dapat ia akhiri . Ia ingin memberi hati , memberi diri dan segenap waktu untuk Darma. Nayna tidak yakin pada segala hal yang kini berselubung dihatinya tapi, jika ada nama yang ingin ia berikan pada perasaan yang ia miliki saat ini , maka Nayna ingin menamai perasaan itu dengan: Cinta.

***

Dharma : pria itu memiliki usia yang terpaut jauh dengan gadis yang saat ini bersamanya, Dia masih meragu, dia tak benar benar yakin, tapi dia harus mencoba membuka lembaran baru sesegera mungkin. Ia tahu Dengan jelas bahwa Nayna menyukainya , meskipun tak pernah terperinci pada apa. Apakah itu suaranya ? Kedewasaannya ? Parasnya ? Atau barangkali tidak pada apa apa yang ia miliki ? . Darma masih ingin mencari tahu, ia tidak ingin menerka ataupun terlalu yakin pada perasaan yang Nayna tunjukkan. Ia pernah terjebak , pada kelembutan , dan harapan harapan yang diberikan oleh wanita. Karena itu, di tepi hatinya yang tak terlihat, Darma membekukan keyakinan , bahwa setiap wanita terlalu sulit untuk dimengerti.

Namun, , rasa suka terlanjur melingkarkan janji diantara Nayna dan Darma . Dan seperti badai kemarin , yang datang tanpa pertanda .sebuah Hubungan dimulai lalu kemudian diakhiri kembali.

Tentang wanita yang tak lagi bisa mencintai.
Dan Pria yang tak dapat membuka hati kembali

Minggu, 24 Mei 2015

Please , Cintai Aku Lagi !

Kau hadir tanpa aku duga , menyatakan cinta dengan begitu cepat , kau berbicara dan mengungkapkan semuanya dengan begitu mudah seolah olah kita punya ikatan yang telah lama terjalin lalu tererai dan terkait kembali . Padahal nyatanya , kita tak punya apa -apa untuk kita persatukan .Namun , kau dapat mengatakan cinta dengan begitu fasih , jelas dan tak berbelit saat tak lebih dari empat jam perkenalan kita . Ah, aku hampir saja percaya dengan slogan cinta pada pandangan pertama saat kau melakukannya waktu  itu. Tpi Jika aku kenang-kenang ,sesungguhnya  aku teramat menyukai kekonyolanmu saat itu.

Tak ada rumus tertentu yang mencatat berapa lama sebuah rasa bisa tumbuh , sejauh apa ia akan bertahan dan bagaimana nantinya ia berakhir , aku masih mencari cari akan itu , meneliti dibawah ungkapan ungkapan perhatian yang kau tunjukkan menit demi menit dalam perkenalan kita . Dan sejauh aku mencari , yang kutemukan adalah sebuah realita bahwa kenyamanan adalah modal utama sebuah hubungan terjalin , sesingkat apapun itu.

Tapi akan sejauh apa kau siap menungguku ? Apakah secepat saat kau  jatuh cinta padaku ? , semula aku tidak ingin percaya , aku ingin membantah segala konsekuen bahwa kau siap untuk bertahan , kau tak bisa ! Aku harap begitu , agar aku dapat membuat kesimpulan bahwa seluruh pria didunia ini tak berbeda,sama dan mereka adalah satu, pria pria  yang dengan mudah mengobral cinta dan melukai, aku tak ingin terjebak dalam cinta sebelah pihak yang begitu tak berarti. Jika dapat aku ingin segera berhenti sebelum aku mencintaimu terlalu jauh dan merasakan sakit karena kehilangan .

Namun , apa yang aku pertahankan dan kenyataan selalu bersiteru, prilaku dan tutur kata mu membuat hatiku dengan begitu cepat luluh, mungkin sedetik lebih cepat dari cinta yang kau awali saat itu, dan aku mulai jatuh hati namun teramat gengsi untuk mengakuinya , ah ..namanya juga Wanita !

Dan diwaktu waktu yang lalu  kita menghabiskan banyak kesempatan dengan canda dan tawa serta  dengan segala penolakan ku terhadapmu yang terus kau pertahankan, dan karena semua hal indah itulah  aku mencintaimu. Tak lagi dapat kupungkiri. Kau memenangkan segalanya atas diriku . Seutuhnya atas segenap kasih sayang yang aku miliki terhadapmu dan semakin hari , semakin kita bersama , aku mulai mengakui bahwa aku semakin takut kehilanganmu.

Aku mengerti , betapa aku tak dapat menjadi wanita yang sempurna untukmu , yang bisa kau agung agungkan setiap waktu, aku terlampau biasa untuk dirimu yg luar biasa. Entah , semakin hari hubungan kita yang semula baik baik saja kini  mulai menimbulkan jarak .Dan harus selalu aku akui bahwa Itu adalah kesalahanku , aku yang terlalu angkuh atas cinta yang menggebu gebu . Sementara kau , tak pernah peka pada keinginanku . Ya , kau tak pernah lagi mempertahankanku kembali saat terjadi masalah didalam hubungan kita,  Jujur ! Aku merindukan kau melakukan hal itu. Menunjukkan cinta yang begitu kau yakini hanya untukku , dan kini semua itu tiada lagi.

Sekarang kemana harus ku cari , dirimu yang dulu penuh kekuatan , penuh janji dan cinta untukku ? Tidak ada lagi , dirimu menghilang entah kemana , berkali kali kau berpikir untuk berakhir saat aku justru menganggap semuanya masih baik baik saja. semuanya jelas berbalik ,  saat semula justru aku yg mengatakan tak mampu bersamamu kini kaulah yang tak lagi sanggup untuk bertahan , saat kau menyerah atas diriku, justru aku yg  tak pernah bisa melepaskanmu entah sesakit apapun itu. Mungkin hal yang aku takutkan menjadi nyata , mungkinkah  cintamu berakhir secepat engkau memulainya.

Dan Hanya Sampai disinikah ? Janji , kekuatan, dan cintamu untukku ? Secepat ini ?

Ya, secepat ini ...

Aku terus memastikan , setiap hal , setiap perkataan , setiap tingkahmu yang terlihat palsu dan penuh sandiwara, banyak .. Terlalu banyak alasan dan penjelasan yang kau utarakan padahal sekalipun tak pernah aku pinta. Saat Kau dan aku melakukan kesalahan , kau mengakhiri hubungan , aku mempertahankanmu . Begitu berulang ulang , tahu kah kau , tak seperti itu caramu untuk menyudahi  jika tak lagi mencintaiku . Cukup katakan " kau ingin pergi , dan tak ingin kembali"

Aku mungkin keras kepala , aku mungkin mencintaimu dan tak ingin kehilangan , tapi jika semua itu bukan tentang aku , jika kebahagiaan itu justru tak bersamaku, bagaimanapun sakitnya kehilangan , ditinggalkan , melepaskan, jangan hiraukan , Maka pergilah ! Aku tak akan meminta kau kembali , dan , tak juga berharap dapat kembali.

Namun, satu yang tak pernah berhenti aku harapkan.. Setidaknya yang tak pernah dapat aku yakini dari awal terhadapmu , cinta.



Kamis, 14 Mei 2015

Kamu Dan Kamu #3

#Telingadibalikpintu : Mereka tahu tapi berpura pura tidak tahu.


* 
Naomi membuka laci kerjanya , mencari cari beberapa berkas yang harus ia selesaikan , hari ini ia ingin disibukkan dengan pekerjaan dan hanya seputar itu . Beberapa hari ini ia cukup lelah , ia terlalu lelah memikirkan masalah dan urusan orang lain, ia terlampau lelah menjaga banyak hati dan perasaan yang sama sekali tak berkaitan dengan hati dan perasaannya. Hati orang orang disekelilingnya , Dimas dan Mecha.

Naomi menjadi satu dari sekian rekan kerja dimas dan Mecha yang tahu hubungan mereka, dan kedekatan mecha bersama Naomi membuat mecha mempercayai segala cerita , rasa, dan rahasia nya kepada Naomi. Terkadang Naomi merasa beruntung mejadi orang yang dapat di percaya pada rahasia rahasia menarik seperti ini , namun sesekali ia takut , ia gelisah , ia resah dan ... Ia ingin meminta kedua hati untuk berhenti mengaitkannya pada segala hal tentang mereka Sebab... Naomi telah terlebih dahulu menentukan akhir untuk kisah kedua rekan kerjanya itu ;Kemustahilan.  

Gadis yang frontal itu diam diam , mendengar, membaca, menyelidik , serta menyimpulkan segala hal dengan begitu cepat , perlahan dan pasti segala rentetan kisah cinta yang terjadi didekatnya menjadi sebuah alur yang menarik untuk ia pertimbangkan , dan Naomi telah menulis akhir , untuk awal yang tak pernah ia sangka. 

Ia tahu , meskipun takdir tak dapat ia tentukan, ia hanya merasa bahwa cinta tak pernah bisa mengalahkan Logika. Dan sebesar apapun Dimas mengakui padanya bahwa ia Mencintai Mecha , bagi naomi : itu hanya sekelebat angin semata , yang melintas , dingin lalu pergi dan kemudian dirasakan oleh orang lain lagi, atau kembali pada muara sebelumnya. Ya, naomi telah menentukan luka untuk mecha , luka yang ia pastikan akan menancap di relung relung hati sahabat baiknya itu ,namun dalam kurun waktu yang tak pernah dapat ia pastikan. Sejauh ini Naomi hanya berusaha menjaga, agar apa yang ia pikir , ia rasa dan ia tulis .. Tak pernah menjadi nyata . Setidaknya sudah pernah ada kebahagiaan di awal ,  meskipun diakhir sebuah perjalanan harus ada rasa sakit yang tak berkesudahan.

Karena baginya , " hati yang tidak setia , tidak akan pernah menjadi setia ! " , Naomi menulis itu dalam akun sosialnya, ungkapan ungkapan yang tak dapat ia pekikkan pada orang yang sesungguhnya ingin ia tuju ; Dimas.

Ia kenal pria itu , sosok yang begitu ia hormati,tentu ! hormati dalam kebencian. Ia telah memiliki waktu waktu yang cukup untuk mendiskripsikan seperti apa sosok pria yang membuat sahabatnya itu jatuh hati, seorang pria dengan kemunafikan tanpa henti, yang mengatasnamakan cinta diatas penghianatan, setidaknya itu menurutnya. namun, Naomi tak akan menyalahkan siapa siapa : lah ,, ini cinta bukan ? , hal yang datang dari tuhan dan akan pergi bila tuhan menginginkannya juga , hanya saja ...  Manusia seperti mereka itu seharusnya mengerti batasan batasan dalam mencintai. 

** 

Ada orang lain, yang tengah menerka nerka, yang terheran heran pada kondisi yang berubah seratus delapan puluh derajat, dia adalah Nona Queen, rekan kerja dgn usia tertua di perusahaan itu. Nona Queen punya instuisi yang peka pada segala hal : ia telah merasa ada sesuatu yang terjadi diantara Mecha dan Dimas. Hubungan yang terlarang : bgitulah anggapannya. Namun , Nona Queen belum memiliki kesempatan untuk bertanya  langsung pada salah satu aktor yang terlibat. Belum saatnya , itulah yang ia pikir. 

Nona Queen terlalu berhati hati dalam membuat kesimpulan , ia tak tahu apa yang akan Ia lakukan saat ia menemukan jawaban yang akan sangat menguncang dirinya, memang ia bukan siapa siapa bagi kedua pihak tersebut hanya saja , ia memiliki kedekatan yang cukup terhadap dimas , dan bisa dikatakan selama bekerja di perusahaan yang sama Nona Queen tlah menganggap dimas sebagai anaknya sendiri karena itu , ada firasat yang sekarang harus ia dapatkan ketegasannya. 

" apa yang tlah terjadi diantara kau dan Mecha ?" Suatu hari Nona Queen memberanikan diri untuk bertanya, 

" Tidak , tidak ada apa apa " elak dimas , wajahnya terlihat seperti biasa , tampak datar dan menusuk. 

" Baiklah " Nona Queen menganggukkan kepala, tanda setuju , namun jauh di dasar hatinya ada bantahan bantahan yang bergejolak , " tidak ! Ada sesuatu ! Aku yakin itu ! Ia sedang berbohong , seperti yang selalu ia lakukan !" 

" Oh , kasian sekali kau dimas ,, " nona Queen memekik dalam hati , " seharusnya kau jujur padaku , agar aku dapat mengatakan bahwa kau salah, ya .. Salah ! " Lagi lagi Nona Queen berceloteh dihatinya. 

Ia telah cukup banyak mengalami pahit getirnya kehidupan , dan betapa ia yakin Bahwa saat ini Dimas tengah mengalami sebuah masa pergejolakan , dimana Ia menemukan cinta diluar batas. namun sebelum dimas benar benar terjebak dalam kesalahan tanpa maaf , Nona Queen merasa ia harus menyelamatkannya .  

Sementara terhadap Mecha , Nona Queen terlampau angkat tangan . Ia sedikit kecewa pada gadis energik itu, walaupun jika pada dasarnya dimas dan Mecha saling menginginkan satu sama lain, namun wanita baik baik : tidak akan pernah menyakiti dirinya ataupun wanita lain.

Selasa, 12 Mei 2015

Kamu Dan Kamu #2

#Waktuyangterbatas : ketika kesempatan dan takdir enggan berjalan seiring

* 
Wanita itu membuat aku merasa aneh , ini bukan aku ! Yang tiba tiba menunggu dan berharap harap cemas pada setiap kesempatan untuk berdua , dan hanya benar benar berdua, apalagi di tambah dengan perasaan cemburu yang menggebu gebu terhadapnya , sebuah  Perasaan yang dahulu tak pernah aku rasakan pada wanita yang telah lebih awal merebut hatiku ; istriku. 

Wanita yang satu ini sedikit lebih spesial , ia tak punya sifat malu malu seperti wanita pada umumnya, ia periang , sedikit kekanak kanakan , dan nakal . Ya, nakal karena telah merebut ciuman rahasiaku. Dan aku menyukainya dalam setiap hal, menjalani ikatan tersembunyi bersamanya membuatku bahagia. Persetan pada pendapat orang lain, sebab ini yang aku mau. 

" Ada yang bisa mecha bantu ? " Ucapnya ketika ia memasuki ruanganku. Ya , basa basi. Aku tahu ia ingin bertemu denganku dan bercerita lalu menghabiskan waktu bersama. 

" Ada beberapa hal " jawabku , aku mempersilahkan ia mengambil posisi dudukku , mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bisa untuk ku selesaikan sendiri . Alasannya sederhana : agar aku dan dia punya waktu.

Sejauh ini ada Beberapa rekanku mengetahui hubungan kami, aku yang mengizinkan mereka untuk tahu, sebab aku ingin mereka mengerti bahwa setiap hal yang aku lakukan bersama mecha , tak ingin terusik dengan kehadiran mereka. Begitupun teman yang mecha percaya, terserah, apa tanggapan mereka, mereka punya hak untuk berpikir dan berpendapat sejauh itu tak perlu aku dengar dan aku pusingkan, seperti layaknya yang  Naomi lakukan , ia adalah rekan kerja yang sangat akrab dengan mecha.  Dia punya jalan pikir yang tak pernah dapat aku tebak, terkadang  aku yakin dia mengetahui sesuatu, kelangsungan hubungan kami. Apakah akan punya akhir yang bahagia , atau tak akan menjadi apa - apa , dia selalu mengatakan dia tahu, tapi bagiku itu bukan urusannya. Sebab, dia tak pernah menjadi tuhan.aku yakin Tuhan tak pernah membiarkan suatu ikatan terjalin untuk kemudian berakhir begitu saja, kecuali.. Tuhan punya rencananya sendiri. 

** 
Ada sentuhan sentuhan yang membuatku merasa nyaman dalam perlakuan serta sikap kedewasaannya, dan mungkin inilah aku : wanita yang berulang kali terperangkap dalam cinta yang salah dan dengan bodohnya menikmati permainan demi permainan yang berlangsung. Terkadang aku ingin berhenti ; sebab aku tahu apa akhir untuk kisah ini, ya, ketidakmungkinan yang tak akan pernah menjadi mungkin. Dimana salahnya aku ? Aku hanya jatuh cinta dan menyayangi, bukankah tuhan tidak pernah membatasi rasa ? Jika ingin menyalahkan , maka salahkan waktu, sebab seharusnya ia mempertemukanku lebih dulu bersama dimas. Bukan wanita itu ! 

Kepadaku , dimas selalu mencoba menyakinkan bahwa ia sedang berjuang atas diriku. Sebuah perjuangan yang tak aku mengerti. Apa ? Bagaimana ? , mungkin akan mudah jika ia mengatakan itu saat aku dan dimas sama sama sendiri, namun apa hak seorang wanita untuk mengambil alih seorang pria saat pria itu justru tengah menyandang status suami dan seorang ayah dari putri kecilnya.  Omong kosong ! Semakin aku percaya , semakin aku meragu. 

Aku tidak tahu bagaimana cara agar dia mengerti, bahwa diawal kehadirannya menjadi sangat berarti untukku , dia menjadi pengganti pria yang dulu pernah mengisi hatiku dan sekarang aku lepaskan ,Dimas menjadi tempat dimana aku bisa mengadu, bersandar , dan berbagi kerisauan yang ada dihatiku. Menurutku Dimas datang diwaktu yang tepat! Ia mengakui cinta dan rasa sayangnya saat aku justru sedang sibuk sibuknya mencari hal itu. Dan Dimas sukses besar dalam menempatkan aku pada posisi  genting , menjadi wanita ditengah tengah rumah tangga bahagianya. Hebat sekali ! 

Aku menatap pada sebuah handphone ditanganku, pemberiannya namun aku dan Dimas lebih suka mengakui itu sebagai Upah atas kerja kerasku membantu pekerjaannya. Aku senang , tentu saja ! Ia melakukan segala cara agar dapat selalu berkomunikasi denganku kapanpun dan dimanapun. Tak terkecuali saat ia sedang bersama kak Nazwa; istrinya. Hanya saja kami melakukan itu secara sembunyi - sembunyi. 


" Mecha ,, aku menyayangimu " isi pesan singkatnya yang masih aku simpan dan kadang kala aku baca saat aku merindukannya saat ia tak bersamaku. Tahukah dia ? Betapa terluka menjadi wanita yang dicintai namun disembunyikan? , disetiap kesendirian.. Aku selalu ingin menangis menahan cemburu, cemburu pada wanita yang jelas jelas disyahkan secara agama dan negara untuk memiliki hak atas dirinya. Lalu , kapan itu menjadi hak ku ? 

Kini, sudah lebih dua minggu aku berada disisinya, jujur Aku berangsur angsur lelah pada hubungan seperti ini, aku mulai jenuh dan aku yakin ia dapat melihat kejenuhanku, sikapku berubah, aku mendadak acuh tak acuh, cuek dan menghilangkan segenap perhatian serta keinginan untuk bertemu, Tak jarang kulihat ia pun begitu, menyerah : menyerah pada sikapku yang berubah-ubah dan tak dapat ia terka. Namun satu yang sejauh ini masih tak terusik, yang selalu ia curigakan, yaitu rasa cintaku padanya. 

***
Sudah pukul sepuluh malam , setelah membuat keisya pulas dalam mimpinya , akupun beranjak memasuki alam tidurku, ku baringkan tubuhku tepat disamping suamiku yang telah lebih dahulu terlelap, dengan seksama ku perhatikan garis garis diwajahnya yang mencerminkan betapa ia telah bekerja keras hari ini, dan menatap wajah teduhnya selalu membuatku merasa tenang . Aku mulai memejamkan mata, mengusir segala kepenatan akan urusan urusan rumah tangga yang tak berkesudahan, sambil terbuai dalam angan , pikiranku mencari jutaan mimpi yang ingin aku telusuri malam ini. Namun , ketika aku sepenuhnya belum terlelap, ada sesuatu yg meminta pikiranku kembali terpusat kepada alam nyata, ya.. Aku mengetahui suamiku telah terjaga kembali , entah karena apa.

Sudah beberapa hari ini aku menyadari bahwa ia berubah, berbeda, menyembunyikan rahasia yang tak boleh aku tahu.  Setiap malam , handphonenya selalu dipenuhi dengan pesan pesan yang membuat ia terjaga sampai larut malam. Aku tahu , ada hal menyakitkan yang telah terjadi , hanya saja sebisa mungkin aku selalu mencoba menutupi itu. Sebab aku berharap dapat menjadi istri yang selalu membuat semuanya terlihat baik baik saja. Ya, sampai saatnya tiba...

Namun jika nanti segala rahasia terbongkar, apakah ketidaksetiaan pantas untuk dimaafkan ?

Saat dimana aku harus menerima kenyataan bahwa  suamiku justru menginginkan wanita lain menjadi istrinya. Lalu siapa yang pantas aku salahkan ?, Apa yang salah dariku? apakah bersamaku tidak membuatnya bahagia ? Apa lagi yang ia cari ? Semua pertanyaan itu menjejali seisi hatiku, menyesakkan . Aku tidak tahu apakah airmata akan dapat mencerminkan betapa terlukanya perasaanku saat ini. Haruskah aku berbagi ? Cinta dan kasih sayang yang dulu ia janjikan hanya untukku, lantas : apakah pernikahan tidak sertamerta membuat seseorang bertahan pada kesetiaan ?, 

Aku masih mencari cari: kejujuran dari apa yang tak dapat aku lihat, dibalik matanya , diruang ruang hatinya, karena sekarang suamiku terkunci , dalam labirin gelap yang ia rangkai sendiri. Ia tak dapat keluar, bahkan ia tak membutuhkan aku untuk dapat keluar, Dimas pikir ia dapat menemukan jalan tanpa harus bersusah payah. Ia salah, Ia telah tejebak di jalan buntu yang tak seorangpun dapat menyelamatkannya,,, dan sejauh ini aku masih menunggu waktu yang tepat, untuk dapat melihat ia tersiksa oleh permainanya sendiri hanya agar dia tahu hati siapa yang telah ia sia siakan . Ah, labirin itu terlalu luas untuk dimas , aku dan wanita itu lalui....  


Minggu, 10 Mei 2015

Kamu dan Kamu

#DindingTransparan  : yang tak terlihat dan tak tertembus.

*
" Suamiku adalah lentera , yang bersinar saat seluruh cahaya padam namun meskipun hanya serpihan cahaya dari sebias api yang panasnya tak pernah dapat aku sentuh, ia tetaplah satu satunya terang yang menyelamatkanku dari gelap, dan sekecil harapan untukku yg selalu aku yakini, bahwa sampai saatnya tiba , suamiku adalah milikku "( yang berdiri disampingmu: Nazwa)

Seperti yang selalu aku lakukan setiap paginya, hari inipun masih sama , aku menghidangkan sebuah sarapan pagi istimewa  untuk Dimas , suamiku. Pria yang mencuri segala cinta dariku, yang beberapa tahun lalu begitu kokoh  menyakinkanku untuk merakit segenap komitmen untuk hidup bersamanya, apapun dan bagaimanapun nantinya. Dan yang tak pernah berubah sampai detik ini adalah, ketetapan hatiku bahwa sejauh ini Aku semakin mencintainya.

Aku meletakkan Keisya disampingnya , buah hati kami. Ia baru berumur empat tahun, entah kenapa pagi ini ia terjaga terlalu cepat, sedikit membuatku kerepotan untuk membagi keadilan , putriku tercinta atau suamiku terlebih dahulu yang harus aku layani.

Dan Sambil tetap menggubris keisya dengan segala kebawelannya , Aku menuangkan teh hangat ke cangkir khusus milik Dimas, Ia tersenyum dan mengangguk,
" Terima kasih bunda " bisiknya lembut, bahkan hanya dengan tutur kata,  Aku selalu dapat merasakan kasih sayang yang ia tunjukan , ah entah bagaimana aku menjelaskan bahwa suamiku adalah pria terbaik yang tuhan berikan untukku. Aku percaya itu, Sekarang dan selamanya , ya, semoga....

**
" Ketika kita bersama , Aku pikir aku sudah berhenti untuk mencari dan menemukan, nyatanya sejauh kita melangkah ,aku merasa tak mendapatkan apapun,bukan soal cinta dan kasih sayang , melainkan kebebasan yang terlampau kau berikan, salahkah Jika aku menemukan kembali ? Apa yang dulu tak pernah aku cari. Dan yang masih aku ragukan, mungkinkah  perasaan menyayangi dapat aku bagi pada setiap hati yang ku ingini ? Lalu katakan, kapan kesetiaan itu diuji ? " ( Pria yang selalu kau banggakan : Dimas )

Aku mulai meragu, diam diam disetiap pagi dan menjelang tidur. Ada nama lain yang menghuni di sudut bibirku yang setiap saat ingin aku ucap. Aku selalu berharap itu adalah nama indah milik istriku atau buah hati kami , tapi malu ku pungkiri, ada wanita lain yang tak dapat aku tepis , lantas... Seperti inikah suami yang pantas dibanggakan ? , aku benci ! Semakin benci pada kenyataan , bahwa istriku adalah malaikat yang kini telah aku khianati .

Pelan tapi pasti, aku meneguk secangkir teh hangat dihadapanku, terlalu manis namun terasa tak sesempurna kemarin entah karena apa. disampingku Nazwa masih repot dengan keisya , aku hanya diam memperhatikan sambil sesekali memasukkan sarapan kemulutku. Dulu, saat saat seperti ini, aku berharap waktu dapat berputar melambat, agar aku dapat berada disamping istriku lebih lama, melihat senyum dan tawanya , mendengarkan kecohannya tentang tetangga sebelah  yang usil , putri kami yang semakin menggemaskan , atau sesekali tentang kesibukanku yang tak menyisakan waktu untuk kebersamaan kami. Dulu aku ingin mendengar itu , namun sekarang diam diam , aku ingin semua itu berakhir.

***
"  Tuhan, jika waktu dapat aku kembalikan, aku ingin berbalik kesekian jam, menit, dan detik yang berlalu, aku ingin menghapus segala rasa yang sekarang aku sesali,  meluluhkan setiap keinginan yang semakin terharapkan, kenapa ? Kau justru menaruh hatiku pada ruang yang telah ditempati. Ya, aku yang bodoh kini  jatuh cinta pada pria yang telah dimiliki wanita lain..." ( yang terjerat dan tak dapat lepas: Mecha )

Menunggu; itu yang kulakukan saat ini, menanti sosoknya datang dengan sepeda sport putihnya lalu menyapa ku dengan penuh senyum dan cinta di gerbang kantor tempat kami bekerja, bertemu, bersua sapa, lalu bersatu dalam ikatan ,, ah.. Entah ikatan apa. Waktu yang berdetak lambat membuat perasaanku semakin merindu, aku tak sabar, tak pernah sabar untuh melihat rupa pria yang aku cintai. Sungguh malu untuk ku akui , kalau sekarang kantor bukan lagi alasan bagiku untuk menuntaskan segenap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku, karena sejak beberapa minggu yang lalu , tempat sibuk ini menjelma menjadi rumah kedua bagi aku dan dia. Hanya di tempat inilah kami dapat bertemu dan melepas segenap rindu yang mengakar dan mulai mencabik cabik.

" Pagi cha ... " Aku menoleh pada suara lembut yang berbisik di telingaku, Dimas. Aku tersenyum , berpura pura menutupi raut kebahagiaan yang jelas aku rasakan. Aku wanita, berlagak tidak butuh adalah hal utama yang selalu aku lakukan.

" Pagi..." Balasku. " Bagaimana hari ini ? Mas sudah sarapan ? " Tanyaku, Dimas memiliki usia yang jauh lebih tua dariku, ia lebih senang jika aku memanggilnya dengan mas,, namun jujur itu sangat asing , sebelum mencintainya aku terbiasa memanggilnya dengan panggilan " Bapak " , panggilan yg menurutku cukup sopan untuk rekan kerja. Hanya saja, jika dia menginginkan aku memanggilnya begitu , aku akan melakukannya. Melakukan seperti yang dimas Pinta.

Tidak banyak basa basi yang bisa aku dan dimas lakukan , ini kantor : ada privasi dan harga diri dari masing masing yg harus kami jaga, dan hubungan ini, sesungguhnya adalah ikatan yang tak pernah bisa kami jelaskan , yang aku tahu ; tuhan tahu apa yang aku rasakan . Ia jelas terlibat pada segala rentetan cerita yang kami rangkai , ada tangan tangan kecilnya yang mengatur perjalanan cinta kami,bukankah cinta adalah pemberiannya ? Ya,  meskipun.... Jelas, ada hati yang telah aku sakiti.