Selasa, 12 Mei 2015

Kamu Dan Kamu #2

#Waktuyangterbatas : ketika kesempatan dan takdir enggan berjalan seiring

* 
Wanita itu membuat aku merasa aneh , ini bukan aku ! Yang tiba tiba menunggu dan berharap harap cemas pada setiap kesempatan untuk berdua , dan hanya benar benar berdua, apalagi di tambah dengan perasaan cemburu yang menggebu gebu terhadapnya , sebuah  Perasaan yang dahulu tak pernah aku rasakan pada wanita yang telah lebih awal merebut hatiku ; istriku. 

Wanita yang satu ini sedikit lebih spesial , ia tak punya sifat malu malu seperti wanita pada umumnya, ia periang , sedikit kekanak kanakan , dan nakal . Ya, nakal karena telah merebut ciuman rahasiaku. Dan aku menyukainya dalam setiap hal, menjalani ikatan tersembunyi bersamanya membuatku bahagia. Persetan pada pendapat orang lain, sebab ini yang aku mau. 

" Ada yang bisa mecha bantu ? " Ucapnya ketika ia memasuki ruanganku. Ya , basa basi. Aku tahu ia ingin bertemu denganku dan bercerita lalu menghabiskan waktu bersama. 

" Ada beberapa hal " jawabku , aku mempersilahkan ia mengambil posisi dudukku , mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bisa untuk ku selesaikan sendiri . Alasannya sederhana : agar aku dan dia punya waktu.

Sejauh ini ada Beberapa rekanku mengetahui hubungan kami, aku yang mengizinkan mereka untuk tahu, sebab aku ingin mereka mengerti bahwa setiap hal yang aku lakukan bersama mecha , tak ingin terusik dengan kehadiran mereka. Begitupun teman yang mecha percaya, terserah, apa tanggapan mereka, mereka punya hak untuk berpikir dan berpendapat sejauh itu tak perlu aku dengar dan aku pusingkan, seperti layaknya yang  Naomi lakukan , ia adalah rekan kerja yang sangat akrab dengan mecha.  Dia punya jalan pikir yang tak pernah dapat aku tebak, terkadang  aku yakin dia mengetahui sesuatu, kelangsungan hubungan kami. Apakah akan punya akhir yang bahagia , atau tak akan menjadi apa - apa , dia selalu mengatakan dia tahu, tapi bagiku itu bukan urusannya. Sebab, dia tak pernah menjadi tuhan.aku yakin Tuhan tak pernah membiarkan suatu ikatan terjalin untuk kemudian berakhir begitu saja, kecuali.. Tuhan punya rencananya sendiri. 

** 
Ada sentuhan sentuhan yang membuatku merasa nyaman dalam perlakuan serta sikap kedewasaannya, dan mungkin inilah aku : wanita yang berulang kali terperangkap dalam cinta yang salah dan dengan bodohnya menikmati permainan demi permainan yang berlangsung. Terkadang aku ingin berhenti ; sebab aku tahu apa akhir untuk kisah ini, ya, ketidakmungkinan yang tak akan pernah menjadi mungkin. Dimana salahnya aku ? Aku hanya jatuh cinta dan menyayangi, bukankah tuhan tidak pernah membatasi rasa ? Jika ingin menyalahkan , maka salahkan waktu, sebab seharusnya ia mempertemukanku lebih dulu bersama dimas. Bukan wanita itu ! 

Kepadaku , dimas selalu mencoba menyakinkan bahwa ia sedang berjuang atas diriku. Sebuah perjuangan yang tak aku mengerti. Apa ? Bagaimana ? , mungkin akan mudah jika ia mengatakan itu saat aku dan dimas sama sama sendiri, namun apa hak seorang wanita untuk mengambil alih seorang pria saat pria itu justru tengah menyandang status suami dan seorang ayah dari putri kecilnya.  Omong kosong ! Semakin aku percaya , semakin aku meragu. 

Aku tidak tahu bagaimana cara agar dia mengerti, bahwa diawal kehadirannya menjadi sangat berarti untukku , dia menjadi pengganti pria yang dulu pernah mengisi hatiku dan sekarang aku lepaskan ,Dimas menjadi tempat dimana aku bisa mengadu, bersandar , dan berbagi kerisauan yang ada dihatiku. Menurutku Dimas datang diwaktu yang tepat! Ia mengakui cinta dan rasa sayangnya saat aku justru sedang sibuk sibuknya mencari hal itu. Dan Dimas sukses besar dalam menempatkan aku pada posisi  genting , menjadi wanita ditengah tengah rumah tangga bahagianya. Hebat sekali ! 

Aku menatap pada sebuah handphone ditanganku, pemberiannya namun aku dan Dimas lebih suka mengakui itu sebagai Upah atas kerja kerasku membantu pekerjaannya. Aku senang , tentu saja ! Ia melakukan segala cara agar dapat selalu berkomunikasi denganku kapanpun dan dimanapun. Tak terkecuali saat ia sedang bersama kak Nazwa; istrinya. Hanya saja kami melakukan itu secara sembunyi - sembunyi. 


" Mecha ,, aku menyayangimu " isi pesan singkatnya yang masih aku simpan dan kadang kala aku baca saat aku merindukannya saat ia tak bersamaku. Tahukah dia ? Betapa terluka menjadi wanita yang dicintai namun disembunyikan? , disetiap kesendirian.. Aku selalu ingin menangis menahan cemburu, cemburu pada wanita yang jelas jelas disyahkan secara agama dan negara untuk memiliki hak atas dirinya. Lalu , kapan itu menjadi hak ku ? 

Kini, sudah lebih dua minggu aku berada disisinya, jujur Aku berangsur angsur lelah pada hubungan seperti ini, aku mulai jenuh dan aku yakin ia dapat melihat kejenuhanku, sikapku berubah, aku mendadak acuh tak acuh, cuek dan menghilangkan segenap perhatian serta keinginan untuk bertemu, Tak jarang kulihat ia pun begitu, menyerah : menyerah pada sikapku yang berubah-ubah dan tak dapat ia terka. Namun satu yang sejauh ini masih tak terusik, yang selalu ia curigakan, yaitu rasa cintaku padanya. 

***
Sudah pukul sepuluh malam , setelah membuat keisya pulas dalam mimpinya , akupun beranjak memasuki alam tidurku, ku baringkan tubuhku tepat disamping suamiku yang telah lebih dahulu terlelap, dengan seksama ku perhatikan garis garis diwajahnya yang mencerminkan betapa ia telah bekerja keras hari ini, dan menatap wajah teduhnya selalu membuatku merasa tenang . Aku mulai memejamkan mata, mengusir segala kepenatan akan urusan urusan rumah tangga yang tak berkesudahan, sambil terbuai dalam angan , pikiranku mencari jutaan mimpi yang ingin aku telusuri malam ini. Namun , ketika aku sepenuhnya belum terlelap, ada sesuatu yg meminta pikiranku kembali terpusat kepada alam nyata, ya.. Aku mengetahui suamiku telah terjaga kembali , entah karena apa.

Sudah beberapa hari ini aku menyadari bahwa ia berubah, berbeda, menyembunyikan rahasia yang tak boleh aku tahu.  Setiap malam , handphonenya selalu dipenuhi dengan pesan pesan yang membuat ia terjaga sampai larut malam. Aku tahu , ada hal menyakitkan yang telah terjadi , hanya saja sebisa mungkin aku selalu mencoba menutupi itu. Sebab aku berharap dapat menjadi istri yang selalu membuat semuanya terlihat baik baik saja. Ya, sampai saatnya tiba...

Namun jika nanti segala rahasia terbongkar, apakah ketidaksetiaan pantas untuk dimaafkan ?

Saat dimana aku harus menerima kenyataan bahwa  suamiku justru menginginkan wanita lain menjadi istrinya. Lalu siapa yang pantas aku salahkan ?, Apa yang salah dariku? apakah bersamaku tidak membuatnya bahagia ? Apa lagi yang ia cari ? Semua pertanyaan itu menjejali seisi hatiku, menyesakkan . Aku tidak tahu apakah airmata akan dapat mencerminkan betapa terlukanya perasaanku saat ini. Haruskah aku berbagi ? Cinta dan kasih sayang yang dulu ia janjikan hanya untukku, lantas : apakah pernikahan tidak sertamerta membuat seseorang bertahan pada kesetiaan ?, 

Aku masih mencari cari: kejujuran dari apa yang tak dapat aku lihat, dibalik matanya , diruang ruang hatinya, karena sekarang suamiku terkunci , dalam labirin gelap yang ia rangkai sendiri. Ia tak dapat keluar, bahkan ia tak membutuhkan aku untuk dapat keluar, Dimas pikir ia dapat menemukan jalan tanpa harus bersusah payah. Ia salah, Ia telah tejebak di jalan buntu yang tak seorangpun dapat menyelamatkannya,,, dan sejauh ini aku masih menunggu waktu yang tepat, untuk dapat melihat ia tersiksa oleh permainanya sendiri hanya agar dia tahu hati siapa yang telah ia sia siakan . Ah, labirin itu terlalu luas untuk dimas , aku dan wanita itu lalui....  


1 komentar: