Haha , aku ingin tertawa mendengar ucapanmu, lucu
rasanya mendengar percakapanmu di telpon sore kemarin dengan dia , wanita yang
pernah mengungkapkan perasaannya padamu beberapa waktu yang lalu, Wanita yang
jelas menjadi alasan setiap kecemburuanku terhadapmu.
Hebat kamu ! bahkan saat aku ada disampingmu kamu dapat mengakui Aku sebagai teman . waw lucu sekali . Tawa ku hampir membuncah karena mu , rajin rajinlah mengatakan hal itu karena Jika aku berbaik hati maka suatu saat akan aku kabulkan ucapanmu itu menjadi kenyataan.
Sangat Tak ku pungkiri, aku memang menjadi wanita
yang terlalu sensitif untuk pria yang sama sekali tak peka sepertimu. Aku
terlalu berlebihan dalam menaruh curiga, mudah cemburu, Egois, dan bla bla bla.
Namun, aneh rasanya jika sudah sejauh ini kau tak paham akan itu . Bukankah kau
bilang kau selalu mengerti arti di balik kiasan mataku ? Lalu Kemana perginya
semua pemahamanmu terhadap pribadi konyol ku itu ? Menghilang ? Terbang ? Atau
Whuzz... lenyap begitu saja ?
Kheeh, lagi lagi kau membuat aku tertawa. Ya hanya
tertawa, apalagi yang bisa aku lakukan ? Aku lelah menunjukkan sikap
keperempuananku di dihadapanmu. Sia - Sia. Lagi pula , aku tak sampai hati
membuat kau perduli pada hal yang menurutmu sepele, tidak penting , atau apalah
bagimu. Sebab Sejauh ini kau sudah terlalu sempurna untukku. Penuh perhatian
dan begitu sabar menghadapi aku yang memuakkan ini .
Bukankah begitu ?
Jadi sekarang, bolehkah aku mengganggap
bahwa semua ucapanmu kala itu omong kosong ?
Tidak ?
Kamu Yakin ?
Lagi lagi Aku perlu bukti ?
Baiklah !
Kamu Yakin ?
Lagi lagi Aku perlu bukti ?
Baiklah !
Semoga kamu tidak lupa bahwa Setiap kali ketika
aku cemburu , aku curiga , aku berprasangka yang tidak tidak padamu , kau
selalu meyakin kan aku dengan ancang- ancang akan memperkenalkan ku pada dia
" siwanita yang membuat aku cemburu itu" . Jika aku tidak salah kau
akan memperkenalkan ku sebagai apa ? Calon Istrimu ? Haha ! Terima kasih sayang
, Kamu berbohong.
Ini aku ! Disampingmu sore itu ! Berpura pura
tenang saat panggilan masuk dari wanita itu berdering dihandphone genggam
milikmu.
Aku cemburu ? Oh , tentu . Tapi aku percaya padamu: ku biarkan kau mengangkat panggilan tersebut.
Tapi , kau bilang sedang apa saat itu ? Menjemput seorang Siapa ? Teman ? Wah ... mengagumkan sekali. Didepanku saja kau sanggup menutup nutupi keberadaanku dengannya . Kenapa ? Aku berlebihan ? Menurutmu Percakapan yang kalian bahas terlampau tidak penting hanya untuk mengatakan kalau yang Kau jemput itu aku ? Pacarmu ? Kekasihmu ? Atau .. Calon istrimu seperti yang selalu kau katakan ? Haha.. kenapa sayang ? Kau malu ? Atau takut membuatnya merasa tak enak hati karena membahas aku ? Ataukah Perasaanku tidak begitu penting untuk menjadi bahan pertimbangan jika yang berbicara denganmu adalah dia. Baiklah aku sudah tau itu. Aku hanya harus berusaha masa bodoh akan itu.
Aku cemburu ? Oh , tentu . Tapi aku percaya padamu: ku biarkan kau mengangkat panggilan tersebut.
Tapi , kau bilang sedang apa saat itu ? Menjemput seorang Siapa ? Teman ? Wah ... mengagumkan sekali. Didepanku saja kau sanggup menutup nutupi keberadaanku dengannya . Kenapa ? Aku berlebihan ? Menurutmu Percakapan yang kalian bahas terlampau tidak penting hanya untuk mengatakan kalau yang Kau jemput itu aku ? Pacarmu ? Kekasihmu ? Atau .. Calon istrimu seperti yang selalu kau katakan ? Haha.. kenapa sayang ? Kau malu ? Atau takut membuatnya merasa tak enak hati karena membahas aku ? Ataukah Perasaanku tidak begitu penting untuk menjadi bahan pertimbangan jika yang berbicara denganmu adalah dia. Baiklah aku sudah tau itu. Aku hanya harus berusaha masa bodoh akan itu.
Dan Iya , aku berlebihan. Iya, Aku kekanak
kanakan. karena itu Sudahlah.. jangan ambil pusing kalau setelah hari itu aku
memilih diam, Teman yang baik sepertiku tidak akan merepotkanmu dengan membuat
kau menyadari akan kesalahanmu ini. jaga saja dirimu baik baik, Buat dirimu
sebahagia Mungkin. Tak penting SIAPA AKU BAGIMU , Cukup dengan KAU YANG
TERPENTING BAGIKU .
kamu salah ?
Oh , tentu saja tidak . Kau berhak mengatakan apa saja , sesukamu. bukankah sudah ku katakan bahwa hari hari yang akan kamu hadapi akan menjadi hari terbaik milik kamu, aku ingat janjiku ! Lakukan saja segala hal yang kau sukai. Persetan dengan perasaan ku, tidak penting . Jika menurutmu tidak ada salahnya, maka lanjutkan !
Oh , tentu saja tidak . Kau berhak mengatakan apa saja , sesukamu. bukankah sudah ku katakan bahwa hari hari yang akan kamu hadapi akan menjadi hari terbaik milik kamu, aku ingat janjiku ! Lakukan saja segala hal yang kau sukai. Persetan dengan perasaan ku, tidak penting . Jika menurutmu tidak ada salahnya, maka lanjutkan !
Namun, aku rasa tidak ada salahnya jika rasa
kecewa itu hinggap tepat diatas meja bundar didalam ruang hatiku. Sesekali
Cobalah untuk Jangan menyalahkan aku yang terlalu berlebihan menanggapi segala
hal, atau mencoba mencari cari masalah di tengah masalah yang ada. Sadarlah
Tuan ! Kali ini Kau sendiri yang telah menghadiahkan itu sebagai jamuan di
pertemuan singkat kita, yang kulakukan hanya menyantapnya dengan sepenuh hati.
Ya meskipun susah untuk aku telan, aku anggap itu sebagai hukuman karena sering
membuat kamu kecewa karena sikapku.
Jadi mari kita perjelas kembali penuturanmu
padanya sore itu .
Siapa yang kau jemput waktu itu?
Aku kan ? Lantas,
Siapa Mu kah Aku ?
Siapa yang kau jemput waktu itu?
Aku kan ? Lantas,
Siapa Mu kah Aku ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar