Jumat, 04 April 2014

Rasa Sakit Itu

Masih segar dalam ingatan , tentang bagaimana kita bertemu , cara kita jatuh cinta , dan kenangan tentang bagaimana kisah kita berakhir dan meninggalkan luka . Tahukah kamu ? di waktu – waktu itu , mataku masih menangkap sosokmu yang melintas di sudut ruang tamu rumahku , memainkan gitar tua milik ayahku dan mengajakku jalan jalan dengan motor Gedemu . Dan aku benar benar merindukan masa – masa itu , merindukan aroma nafasmu , merindukan segala  hal menyenangkan yang kita lalui bersama , namun sekarang semua kenangan itu terasa  begitu menyakitkan meskipun hanya ketika sepintas namamu terdengar di telingaku .


Tidak ada yang salah dengan hubungan kita , semuanya berjalan sewajarnya meskipun terkadang ada pertengkaran kecil disana , namun semuanya akan selalu berakhir baik – baik saja . sementara orang tuaku , mereka mengenalmu sebagai pemuda yang baik , sopan dan bertanggung jawab , walaupun menurutku kau agak sedikit nekat , Tapi mungkin itulah alasan aku menyukaimu , bahkan sampai sekarang , ketika aku menyadari bahwa perbedaan telah benar benar membentang jarak di antara kita . Perbedaan yang aku pikir dan aku harap dapat kita terpis suatu saat nanti , tapi kenyataannya , ungkapan “ Bersama tak harus sama “ tidak akan berhasil dalam hubungankita , kita berbeda , kita tak sama , dan sebelum semua ini  benar benar sulit untuk di akhiri , aku harus memulai perpisahan ini terlebih dahulu . Melepasmu dan segala perbedaan kita .

Terkadang kusesali segala yang terjadi , pertemuan dan jalinan yang entah mengapa bisa terjadi . Perasaan yang tak ku ketahui muaranya dimana cinta tak selamanya bisa bersama . entah bagaimana ,entah karena apa , kenyakinan menjadi hal terkuat yang tak dapat tergantikan oleh apapun , bahkan cinta setulus apapun . Dan hari itu , ketika kau bertanya tentang kelangsungan hubungan yang tak dapat lagi aku maupun kau pertahankan , aku hanya diam dan berusahan menerima keadaan yang menyakitkan itu , Kita sama sama Bodoh Karena Tak tahu harus apa . Mataku pun tak dapat mengungkapkan makna kepedihan akan bayang bayang perpisahan yang tinggal selangkah lagi ini , Kita tak  bisa mundur , Pura – pura tidak mengenal atau tidak saling mencintai itu omong kosong , atau apakah kita memang sebodoh itu ? .Tidakkah kita punya secuil kesempatan untuk  sedikit berusaha, Namun apapun yang akan kita lakukan , Tuhanmu dan Tuhanku tak akan memberikan kepastian apapun  , dan meskipun kita mencoba membangkang dan terus melangkah , alam akan menentang langkah kaki kita dan ujung – ujungnnya perpisahan juga yang akan kita dera .


“ Kamu tidak mencintaiku !” kamu menatap langkahku yang berdiri beberapa meter dari mu, Aku hanya menunduk , mengambil mukenaku  dan berjalan memasuki masjid itu , aku tidak akan pernah mengulurkan tanganku bersamamu , untuk melangkah bersama menuju masjid itu , Karena begitupun aku yang tak pernah mau menerima ajakanmu untuk mengunjungi tempat yang teramat suci bagimu itu.


“ Dia yang tidak mencintai kebersamaan kita , “ Aku menunjuk pada masjid megah di belakangku , aku tidak akan meneteskan airmata  , karena aku tidak ingin tampak bodoh di depanmu dan menyedihkan baginya . Karena Perpisahan bukan untuk kita tangisi , tak ada gunanya , semuanya juga nggak akan kembali seperti sedia kala , mungkin ini bagian dari takdir yang dia atur , Pertemuan yang tak diharapkan  dan perpisahan yang menyakitkan . Ya... Mungkin tidak disini , mungkin dimasa yang lain , cinta akan mempertemukan kita kembali , suatu saat nanti .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar