Selasa, 15 April 2014

Jalan itu masih Panjang

            “ Kamu nggak normal ! “
            “ Mana mungkin ! “
            “ Lihatlah cermin .. “ Al menarik Paksa Enji untuk menatap dirinya di cermin .
            “ Waw .. Siapa itu ? , Mengerikan sekali  ! “
            “ Itu kau Bodoh ! “
            “ Aku  “ Enji meraba – raba wajahnya yang terpantul di cermin . “ Bagaimana mungkin ? “
            “ Kau berdiam diri selama beberapa minggu , seperti gadis aneh yang mengurung dirinya dalam kesendirian “
            “ aku sedang ketakutan ! “
            “ Pada Apa ?” Al Bertanya sinis.
            “ Pada dunia , pada orang orang di dalamnya  “ Enji kembali terduduk .
            “ Dasar gila ! “ Kembali Al menarik paksa tangan Enji .
            “ hanya cewek bodoh yang tak bisa Move on , dan aku tak akan membuatmu jadi seperti itu “ Al menarik Enji , berusaha membuatnya keluar dari ruangan gelap dan pengap yang menyekap raga Enji selama ini , Kamar Enji . Al menarik kain jendela dan membuka lebar –lebar jendela berdebu yang menghalangi sinar mentari untuk menyelip dan memenuhi sudut sudut kamar .
            “ Dengar ! aku tak berniat melangkah keluar dari kamar ini “ Enji menepis tangan kekar Al , cowok yang selama ini tidak pernah dirinya perdulikan , jelas hatinya tahu Al menyukainya sejak lama , tapi Enji sudah punya nama yang menempati hatinya kala itu , bahkan ketika sang nama berkhianat dan membuatnya begitu terpuruk  saat ini , Al tetap disana .
            “ lalu kau berharap aku membiarkan mu sendirian terus, terkurung dalam kesedihan yang berlarut larut ..”
            “ Ya  “ Tegas Enji .
            “ kau yakin ? “
            “ Ya ..”
            “ Benar benar yakin ?”
Enji tersenyum wajah manisnya mulai menyembul di balik tampangnya yang kumal dan rambutnya yang acak acakan .
            “ kau belum menyerah atas diriku ya .. ?“
            “ ya “ Al berucap yakin .
            “ aku bukan cewek bodoh yang nggak bisa Move on !”
            “ Buktikan saja “
            “ bagaimana ? “
            “ Menerima ku barangkali ?”
            “ tidak secepat itu , aku masih ingin sendiri disini , sampai luka dihatiku memudar “
            “ Sampai kapan ? “
            “ Entahlah ... “ Enji tertunduk , perlahan sinar matahari menangkap bulir bulir air mata yang menetes di pipinya , mungkin apa yang hatinya rasa kini , tak pernah berubah sejak pria itu pergi . Al menyenderkan tubuhnya dinding . 
            “ Oh ,, Aku Frustasi ! “ Canda Al lugu  , Enji tersenyum menangkap tingkah Al dan perlahan berjalan mendekat ke arah Al .
            “ kalau kau Frustasi juga , bisa –bisa aku gagal move on nih ? “
            “ Ya terserahmu deh , aku angkat tangan saja ! “ Balas Al dengan wajah pura pura cuek .
            “ Terima kasih ya .. “ Enji memegang lembut pipi Al . matanya menyorotkan beribu ribu perhatian pada sosok yang selama initidak ia perdulikan , namun jelas dan pasti  tak pernah luput untuk menyayanginya , memberikannya kekuatan dan semangan , dan selalu seperti itu.
            “Aku akan berusaha bangkit dan melupakan si Brengsek itu  “
            “ lalu menerima ku ? “ Al Menatap penuh harap .
            Enji hanya menggeleng .
            “ Lalu mencintaimu , sebanyak aku mencintai aku bahkan lebih “ Enji bangkit dan tersenyum pasti pada dirinya . “ yang tidak ku bayangkan ... Mereka mereka yang tersakiti seperti ku ini , jika tidak ada yang benar-benar mencintai mereka seperti kau mencintaiku , Bagamana dengan mereka ya ? “
            “ mungkin akan muncul rumah sakit Khusus bagi mereka yang menderita gagal Move On “ Al asal berbicara . Enji hanya tersenyumd sambi melangkah memasuki kamar mandi .
            “ Move on  ? Siapa Takut ! “ Ucap Enji tegas , karena setelah ini dia akan menatap dunia tanpa rasa takut , menembus badai dan mengoyak – ngoyak keterpurukan yang selama ini melanda dirinya , sebab di luarsana banyak cinta yang menanti senyumannya .
            Mungkin kemarin kesetiaan adalah rasa sakit yang mengekang laksana pernjara , tapi mulai detik ini , semuanya akan berubah . Enji akan berdiri tegak , menatap cermin dan mendapati dirinya dengan kebahagiaan yang tergenggam Erat di kedua tangannya.
            Mengapa kita terjatuh ?
            Mungkin, Supaya kita bisa melihat siapa yang akan mengulurkan tangannya untuk kita.       
            Mengapa kita terjatuh ?
            Mungkin , Sedikit Teguran tentang Dengan siapa kita sebenarnya harus melangkah.  
            Mengapa kita terjatuh ?
            Mungkin , Agar kita bisa belajar untuk bangkit .

Untuk mereka yang berpikir ,ketika terjatuh maka hidup akan terhenti sampai disini . 


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar