Senin, 06 Januari 2014

Desember


Aku masih menatap wajahmu yang lembut dan teduh itu , terus ku tatap , terus ku lihat kamu . Namun saat matamu menangkap kelakuanku , aku akan berpura- pura menghitung rintik – rintik hujan yang jatuh di luar sana .  Kau dan Aku , atau yang lebih suka ku sebut “ Kita “ , duduk berdampingan  dalam mini bus yang sungguh menyesakkan . Maklum saja, mendekati tahun baru semua orang sibuk mencari kesenangan untuk menghabiskan waktu yang tersisa , sama seperti kita . 
Pandanganku tersebar pada sekeliling , ketika kita telah sampai pada tujuan yang hati kita tuju .  Aku menatapmu dan kelima pria di sebelahmu , begitupun kau , sekilas memandangku dan wanita di sebelahku . Mereka adalah sahabat sahabat kita yang kita sayangi , persahabatan yang terjalin sekian lama bahkan ketika aku masih menjadi kakak keasmu , dan aku masih menyebutmu “ Dik “ . Tapi sekarang ,  aku lebih senang memanggilmu dengan namamu tanpa embel – embel adik di depannya . aku berharap kau juga melakukan hal yang sama , aku tidak ingin kau panggil kakak meskipun aku lebih dulu terlahir kedunia dari pada kamu dan berada satu tingkat kelas di atasmu , aku tidak ingin ada jarak , Apapun itu .
“ bisa jalan sendirian ?” kau melirik kearahku , tepatnya pada hight heelsku , aku mengerti maksud pertanyaanmu , Apalagi ketika dihadapan kita terpampang escalator . Ugh ..
“ Bisa “ jawabku mantap , aku memang sedikit bodoh , untuk apa menggunakan hight heels saat berada di pusat perbelanjaan apalai dalam suasana seramai ini . mulutku memang berkata mampu , tapi wajahku menunjukkan hal yang berbeda , saat sahabat sahabat kita sudah berada di escalator , aku masih ragu – ragu melangkah , tentu saja jika terjatuh aku akan menjadi pertunjukan gratis badut tahun baru 2014. Aku menarik sweter putihmu , mencoba mencari keseimbangan di balik langkahku yang ragu  ragu , namun tanpa menatapku , kamu mengucapkan kata – kata yang sampai sejauh ini tak bisa aku lupakan .
“ Ngapain pegang sweter, genggam tanganku saja , aku akan jagain dia , selalu “ aku terdiam  , tanganmu benar – benar menggenggam erat tanganku , di escalator bahkan sepanjang jalan saat hujan di bulan Desember tahun ini. Semakin lama genggaman tangan mu semakin erat , kita melangkah bagaikan pasangan yang menepis hujan menyambut januari , tidak perduli pada tatapan orang lain terhadap kita , sahabat – sahabat kita juga mengerti , karena kita adalah sahabat , kita semua . Kau dan Aku .
 Semakin kesini genggaman tanganmu berubah menjadi perhatian , kedekatan kita sudah melebihi sahabat – sahabat yang lain . kamu sering menggodaku dengan memanggilku “ Sayang “ , dan aku akan selalu menaggapi kata – katamu itu dengan tatapan kosong nyaris tanpa ekspresi . Tidak kah kau tahu , saat itu kau sedang melakukan kesalahan  yang seharusnya ku sadari dari awal .
 Desember
Hujan Turun
Aku jatuh cinta , Pada Sahabatku sendiri .
Bahkan saat aku menyadari perasaan ini , aku telah jauh mengerti bahwa sampai kapanpun kemesraan kita hanya akan sebatas antara adik dan Kakak . tidak akan lebih . terlebih ketika aku mengetahui bahawa sudah ada seseorang dihatimu .
“ Dia gadis yang baik , Aku menyukainya “ ucapku ketika suatu ketika kau berkata jujur tentang keberadaan pacarmu yang selama ini kau tutup tutupi dariku .
“ kapan – kapan aku ajak bareng kita – kita ya ?” pintamu lugu .
“ Bareng PPF ?” Tanyaku memastikan , PPF adalah nama yang sering kita gunakan untuk mengenalkan persahabatan kami pada semua orang , Pada dunia .
“ Emm.. “kau mengangguk , aku tersenyum simpul “ tapi nggak janji ya , soalnya kalau aku bawa pacarku ntar dia jalannya bareng siapa ? , aku kan nggak tega ninggalin sayangku yang imut ini ..” Kamu mencubit manja pipiku , lagi – lagi aku hanya bisa tersenyum , aku tidak tahu apakah sebagai wanita aku terlalu cepat memendam rasa , atau kau yang diam – diam dan tak henti – henti memberiku harapan palsu . karena sebagai sahabatmu , aku mengerti kau seperti apa , Pria yang  baik , lugu , Penuh pesona , dan Penebar Harapan .  aku hanya tidak menyangka aku juga akan terjerat.
Namun aku salah, kenyataan yang sebenarnya lebih tajam dari perasaan yang kini menggeliat di relung hati , tentang Fakta bahwa pria dan wanita tidak bisa benar – benar menjalin persahabatan . Untuk sedetik , aku mengira kata – kata itu omong kosong . Tapi , Itulah yang terjadi .  aku mulai sering cemburu padamu , aku benci melihatmu memperlakukan teman – temanmu, teman – teman wanita mu dengan  begitu baik , aku tak suka melihat kedekatanmu dengan wanita selain aku ,Aku cemburu , Aku terluka , Aku tak tahu harus apa ?
Desember , hujan tak kunjung reda, perasaan yang dingin mengubah rintik – rintik hujan menjadi kristal , tak kusangka kilat menyambar relung hatiku , Mematahkan ranting – ranting rindu dan menggugurkan daun – daun harapan yang kau ikat pada setiap cabang pohon cemara . Tapi kini rinai rinai hujan mengguyur segala harapan dan kau membuat aku kecewa , terlalu dalam .
Aku mulai  bertanya tanya kenapa kau terlalu sering menyembunyikan banyak hal dariku , bahkan saat aku mempercayakan segala rahasiaku terhadapmu . Ku pikir , itu memang dirimu , Penuh dengan rahasia yang tak boleh orang lain coba ketahui, bahkan sahabat – sahabatmu dan juga aku .  tapi aku salah , teramat salah , berkali – kali salah , hal yang begitu kau sembunyikan dariku dapat kau ceriktakan pada orang lain dengan mudahnya . Lalu apa gunanya aku ? orang yang kau juluki sahabat , tapi sejauh ii tak punya arti apa – apa dimatamu , apakah bagimu aku terlalu buruk untuk bisa kau berikan kepercayaan ? , mungkin bagimu itu hal yang biasa, kau pikir aku tidak akan mempermasalahkan hal bodoh itu , tapi sayangnya , hal bodph itu lah yang membuat aku terluka .
Mungkin persahabatan kita dan perasaan cintaku merupakan permainan yang telah kau atur dari awal , benar atau salah sejauh ini aku hanya menjadi kakak kelasmu yang tak benar – benar mengerti tentang kamu , setidakn ya kakak yang membiarkan adiknya mendapatkan semua yang dia mau , bahkan memanfaatkan segala yang ada pada dirinya , sejauh yang dia inginkan .
Dan kini, aku hanya bisa membiarkan kisah ini mengalir ke manapun ia hendaki , sebanyak apapun kau memberikan aku harapan , dengan setumpuk pengertianmu , seikat perhatianmu , sebungkus rasa sayang , apapun yang kau tawarkan , Tapi cerita kita hanya akan menjadi titik – titik pasir yang bertabur dan terinjak injak jauh .
Meskipun begitu , Aku akan tetap bahagia ketika hujan di bulan Desember , saat jari jemari kita tergenggam , erat dan menyatu .
Untuk kamu pria yang selalu kusebut PHP
Selalu ku Panggil Oppa
Dan selalu ku jemput dengan cinta di pagi harinya  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar