Maafkan diriku memilih setia, walaupun cintamu lebih
besar darinya , ,
Dua bulan sudah aku mengenalnya, waktu yang singkat untuk bisa
menghafal segala hal tentang dirinya di luar kepala ku , senyumnya , gaya
bicaranya , bahkan renyah tawanya masih bisa aku putar kembali di otakku .
senyum wanita ini memang membuat aku tak bisa sedikitpun menepisnya dari hatiku
,Wanita anggun yang kutemui di tapal batas kota metropolitan ini , saat
dia bicara , tutur kata yang manis dan lembut selalu mengalir bagaikan rinai
hujan yang meluluh lantakkan segala sifat keegoisanku sebagai pria, aku
menyukainya . segalanya tentang dirinya .
Tetapi dia wanita , wanita selalu punya cara untuk membuat dirinya
tampak bagaikan emas permata yang tersembunyi di lautan paling dalam . seminggu
yang lalu , dengan ringannya dia mengatakan lebih nyaman bersamaku jauh di
banding dengan kekasihnya yang menurutku keras kepala dan Progresif itu .
Tapi bukankah sudah ku katakan dia itu wanita ?, jika tidak
memberikan rasa sakit dan luka di hati seorang yang mencintainya , wanita tidak
akan merasa bahagia dalam hidup nya , tapi aku terlambat mengetahui itu , Tuhan
membiarkan aku jatuh cinta dan terluka untuknya . berkali kali . dan puncaknya
adalah ketika mentari tak menyapa di Senja kemarin ;
“ aku jatuh cinta “
“ Oh, ya , kapan ? “ wanita itu menggelayut manja di lenganku ,
matanya yang bulat berbinar binar menatap mata milikku
“ saat ini , disini , sama kamu “
Dia tidak menjawab , sinar matanya perlahan lahan meredup ,
jelas ku mengerti “ itu artinya tidak“ atau “ maaf cintamu salah tempat “,
tapi sebagai pria bukan itu jawaban yang aku mau , tidak sama sekali ,
“ Aku sudah punya kekasih , Kau tahu ! “ dia berucap datar ,
bukan bertanya tapi lebih kepada mempertegas kata yang pernah ia ucapkan dahulu
, di awal perkenalan kami.
“ tapi , kau bilang dia kasar dan keras kepala ? “
“ Bukan berarti aku tidak mencintainya kan ? “ wanita itu
mulai menjaga jarak dariku , semester, dua meter , sampai akhirnya dia membuat
hati ku harus berlari untuk sampai di tempat hati nya berdiri .
“ jadi bagaimana ? “ aku mecari kejelasan di celah celah wajah nya
yang tak lagi memberikan harapan .
“ kau yang terbaik , selalu seperti itu ! “
“ tidak !, bukan yang terbaik jika kamu memilih orang lain, apa
maksudmu dengan lebih nyaman bersamaku ? apa itu hanya omong kosong ?
Tidakkah kau merasa memberiku terlalu banyak harapan untuk bersamamu
yang sekarang ingin aku pertanyakan ? “ aku hampir menangis , tapi
melihat ekspresi wajahnya yang jauh lebih tak berdaya . aku menahan tangisku
namun tak bisa ku pastikan akan sampai kapan .
“ kalau saja aku mengenalmu , sepuluh menit
lebih awal sebelum aku mengenalnya “ hanya itu yang terucap dari
pertanyaan panjangku terhadapnya .
Aku tak lagi bisa berkata , kini dia melambaikan tangannya
kearahku sambil melemparkan senyuman manisnya . tapi bukan untukku . bukan
milikku , sosok pria lain juga melakukan hal yang sama di belakangku , pria
yang tidak ingin aku katakan sebagai kekasihnya . karena seharusnya
itu adalah aku .
Namun yang selalu terjadi , wanita ini akan berlalu melewatiku
menuju pria yang menunggunya di seberang jalan sana , sementara aku
yang terlanjur percaya pada harapan palsunya terdiam tanpa kata dan kehabisan
logika , inikah cara tuhan dalam menghadirkan cinta ?, jika dia
memberikan setiap manusia satu hati untuk mencintai, kenapa harus ada dua cinta
dalam satu hati yang tak mungkin bisa di bagi . untuk pria di seberang
jalan itu , dan untuk diriku. Si bodoh yang terlanjur
mencintainya .
“ jadi kau memilihnya ? “
“ aku hanya memilih setia “
“ kita berakhir disini ? “
Dia mengangguk pelan , tak menjawab . mungkin takut membuat aku
terluka terlalu dalam, sedalam aku mecintainya .
aku yang datang di waktu yang tidak tepat , karena cintamu telah
dimiliki . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar