Selasa, 24 September 2013

Berhenti Mencintai

Saat pertama kali melihatnya  di hamparan rumput hijau dalam naungan matahari di sore itu , dia yang  hanya di payungi langit biru buru buru menutupi wajahnya dengan buku yang ada di tangan kanannya saat berjalan menuju halte bis tepat di tempat aku  berdiri , mataku terus menatapnya yang melangkah Bergegas menaiki Bis umum berwarna putih , Bis melaju . sosoknya berlalu . tapi tidak dengan ingatanku tentangnya .

Pertemuan singkat tanpa tema dan judul  itu , tak kukira akan menjadi cela munculnya rasa cinta di hatiku , awalnya sudah ku coba menepis , tapi cinta begitu kuat untuk membawaku bersamanya dari pada menjauh darinya, Karena semenjak saat itu langkah kaki ku terus mengikuti kemana bayangnya pergi , hati ku begitu resah , Jiwaku tak pernah berhenti untuk gelisah , karena sosoknya yang mempesona mengitari seisi hatiku . sosoknya  yang tak kukenali .

Aku tak mengenalnya , aku hanya jatuh cinta .

Aku sadar , rasa ini hanya di miliki oleh ku saat ini , hanya aku yang menggebu gebu menyimpan sekelumit perasaan untuknya , hanya aku yang selalu menanti pertemuan singkat dengannya setiap hari di halte bis itu ,lalu berharap esok dapat segera tiba dan pertemuan dengannya dapat terulang kembali. Tapi yang Kucemaskan Terjadi ,  dia tidak Peka terhadap rasaku, entah karena apa . Ekspresinya tetap sama , tampaknya aku hanya seperti bayangan kosong di sana . Di halte bis itu . Tepat di sampingnya . 

Sesekali aku berharap dia menyadari aku yang selalu memperhatikannya dan akhirnya menawarkan tangannya untuk menanyakan namaku,  lalu menyebutkan namanya yang sangat ingin aku ketahui, aku selalu mengingikan itu  terjadi agar aku bisa menyebut namanya dalam setiap doa yang kupanjatkan,  sayangnya hal itu tidak mungkin terjadi, bakan dalam filem sekalipun.   “ Apakah aku pastas menjadi miliknya ?, tidakkah dia orang yang sempurna untuk aku yang biasa ?  , atau mungkinkah dia sudah punya kekasih ? “ jika itu benar , tidakkah ini terlampau sia sia ? “

Semenjak pertanyaan itu terlintas, semenjak hari ini , aku  berhenti mencintainya , dan ternyata hal itu tidak begitu sulit, dibandingkan dengan mencintai seseorang yang tak akan mungkin dapat dimiliki .  Aku hanya tahu , jika aku bukan jalannya, atau saat ini aku belum di takdirkan untuknya,  maka yang harus kulakukan hanya berhenti mengharapkannya , dan berhenti membuat hatiku menunggu untuk sesuatu yang tak pasti, berhenti jatuh cinta. Percayalah itu tidak sulit.

Mungkin karena aku belum mengenalnya, belum memiliki segudang kenangan indah bersamanya , juga belum terbiasa untuk selalu menatap matanya dan mendengar kata kata lembut dari mulutnya ,  aku beruntung cinta ini hadir tanpa sebab dan tanpa alasan , karena itu ia dengan mudah menghilang tanpa segudang pertanyaan yang perlu aku cari jawabannya . Karena Mulai hari itu, aku membiarkan sosoknya berlalu bersama  hembusan angin di sore itu. Membawa perasaan suka , perasaan sayang , perasaan cinta yang pernah singgah dihatiku untuknya pergi jauh , bahkan sangat jauh dari muaranya. Kini aku menjadi aku yang biasa , yang tak pernah mencintainya .

Ketika Sosoknya masih berdiri disana , menunggu bis putih yang selalu melintas di jam jam biasa , aku telah berlalu , tanpa sedikitpun tersisa ingatan tentangnya .  


 untuk sosoknya yang tak pernah bisa kukenali
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar